Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id -Sejarah Nusantara adalah mosaik besar yang disusun dari berlapis-lapis kisah kerajaan lokal. Jika Sriwijaya pernah menjadi poros maritim Asia Tenggara, maka di wilayah pedalaman Sumatera Selatan, khususnya di sepanjang aliran Sungai Komering, berdiri sebuah kerajaan yang menjadi simbol identitas masyarakat setempat: Kerajaan Komering.
Kerajaan ini tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga penopang peradaban, adat istiadat, serta tatanan hukum tradisional yang hingga kini masih terasa dalam kehidupan masyarakat Komering. Meski tidak sebesar Sriwijaya atau Palembang Darussalam, keberadaan Kerajaan Komering memberi pengaruh kuat bagi pembentukan identitas masyarakat di daerah Ogan Komering Ulu (OKU), Ogan Komering Ilir (OKI), hingga wilayah Muara Dua dan Martapura.
Tulisan ini akan menelusuri asal-usul berdirinya Kerajaan Komering, perjalanan masa kejayaannya, daftar raja yang pernah memimpin, hingga runtuhnya kekuasaan kerajaan tersebut di bawah tekanan kolonialisme dan perubahan zaman.
Asal-Usul Berdirinya Kerajaan Komering
Asal-usul Kerajaan Komering erat kaitannya dengan gelombang migrasi orang Lampung Pepadun dan Pasemah ke daerah hulu sungai. Sungai Komering yang membentang sepanjang ±350 km dari Danau Ranau hingga bergabung ke Sungai Musi menjadi jalur vital perhubungan.
Diperkirakan Kerajaan Komering berdiri pada abad ke-14 Masehi, ketika kelompok masyarakat yang dipimpin seorang tokoh bergelar Ratu Ngegalang Paksi memusatkan kekuasaan di daerah hulu (kini wilayah OKU). Ratu Ngegalang Paksi dianggap sebagai raja pertama yang membentuk struktur pemerintahan tradisional dan mempersatukan marga-marga di sepanjang Sungai Komering.
Faktor utama lahirnya kerajaan ini adalah:
1. Letak strategis: Sungai Komering sebagai jalur transportasi dan perdagangan.
2. Kesuburan tanah: cocok untuk pertanian, khususnya padi ladang dan hasil hutan.
3. Pertahanan alami: wilayah pedalaman yang sulit dijangkau musuh dari luar.
BACA JUGA:Kesultanan Palembang Darussalam (1659 – 1825 M): Jejak Sejarah Islam di Bumi Sriwijaya
Masa Kejayaan Kerajaan Komering
Puncak kejayaan Kerajaan Komering terjadi pada abad ke-15 hingga ke-17 Masehi. Pada masa ini, kerajaan berkembang menjadi pusat perdagangan hasil bumi, seperti damar, rotan, lada, emas, dan karet hutan.
Hubungan dagang dilakukan dengan pedagang dari Palembang, Jambi, bahkan dengan pedagang asing melalui jalur Sungai Musi. Selain ekonomi, Kerajaan Komering juga menegakkan sistem hukum adat yang disebut Kitab Adat Komering, yang mengatur warisan, perkawinan, hingga tata peradilan.
Dalam bidang budaya, kerajaan ini memperkuat identitas dengan sistem marga, yang hingga kini menjadi ciri khas masyarakat Komering. Setiap marga dipimpin oleh pesirah atau kepala adat yang tunduk kepada raja.
Daftar Raja dan Masa Pemerintahannya
Meski catatan tertulis tidak selengkap kerajaan besar lain, tradisi lisan masyarakat Komering merekam beberapa nama raja yang dianggap penting dalam perjalanan kerajaan, di antaranya:
1. Ratu Ngegalang Paksi (abad ke-14)