JAKARTA, Radarseluma.Disway.id - Pemerintah terus memantau dinamika pasokan bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di sejumlah SPBU swasta.
BACA JUGA:Sudah 17 Ribu Tiket Whoosh Terjual, Libur Panjang Akhir Pekan
BACA JUGA: Oknum Dewan Seluma Bakal Dilaporkan ke BK, Terkait Jual Beli Jabatan
Terjadinya keterbatasan stok di beberapa lokasi diperkirakan terkait dengan penyesuaian kebijakan masa berlaku izin impor BBM, yang kini hanya enam bulan, dari sebelumnya satu tahun. Namun, pemerintah menyatakan bahwa kelangkaan pasokan BBM di beberapa SPBU swasta bukan akibat dari penyesuaian masa berlaku izin impor, melainkan kenaikan permintaan.
Pada Juni 2025, volume impor minyak Indonesia menurun.
Volume impor minyak yang meliputi minyak mentah dan BBM menurun sebesar -24,7% yoy, mencapai 2,37 juta ton (vs. 3,15 juta ton pada Juni 2024). Secara nilai, impor minyak Indonesia pada Juni 2025 turun sebesar -33,4% yoy menjadi USD1,96 miliar (vs. USD2,95 miliar pada Juni 2024). Secara kumulatif pada 1H25, volume impor minyak Indonesia pada turun 21,3% yoy menjadi 14,9 juta ton (vs. 19,0 juta ton pada 1H24).
Rata-rata realisasi lifting minyak dan gas per hari sampai dengan Juli 2025 di atas target.
Rata-rata realisasi lifting migas per hari mencapai 1.784 ribu barrel of oil equivalent per day (boepd), di atas target yang sebesar 1.610 ribu boepd. Lebih rinci, rata-rata realisasi lifting minyak sampai dengan Juli 2025 mencapai 598 ribu boepd, di bawah target yang sebesar 605 ribu boepd. Sebaliknya, rata-rata realisasi lifting gas per hari sampai dengan Juli 2025 mencapai 1.186 ribu boepd, di atas target yang sebesar 1.005 ribu boepd.
Kami memperkirakan harga rata-rata minyak mentah Brent pada tahun 2025 sebesar USD68,1 per barel, lebih rendah dibandingkan rata-rata harga tahun 2024 yang sebesar USD79,9 per barel.
BACA JUGA:DPRD Seluma Targetkan Pengesahan RAPBD Perubahan 2025 Bulan Ini, Banmus Tunggu Dokumen KUA PPAS