Utsman bin Affan: Khalifah Dermawan Penjaga Mushaf Al-Qur’an

Rabu 13-08-2025,11:46 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

مَا ضَرَّ عُثْمَانَ مَا عَمِلَ بَعْدَ الْيَوْمِ

Artinya: "Tidak akan membahayakan Utsman apa pun yang ia lakukan setelah hari ini."(HR. Tirmidzi)


(Hadits ini diucapkan Rasulullah SAW setelah Utsman menyumbang besar untuk Perang Tabuk).

BACA JUGA:Kisah Umar bin Khattab: Singa Padang Pasir yang Menjadi Pelindung Islam

Masa Fitnah dan Wafatnya

Enam tahun terakhir kepemimpinannya, muncul fitnah yang dipicu oleh provokasi Abdullah bin Saba’ dan kelompoknya. Mereka menuduh Utsman nepotis dan menyalahgunakan harta negara.

Pemberontakan memuncak pada tahun 656 M, ketika rumah Utsman dikepung selama 40 hari. Meskipun para sahabat menawarkan bantuan untuk melawan, Utsman menolak agar darah kaum Muslimin tidak tertumpah.

Pada hari Jumat, 18 Dzulhijjah 35 H, pemberontak masuk dan membunuh beliau saat sedang membaca Al-Qur’an. Darahnya menetes pada ayat:

فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Artinya: "Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 137)

Beliau wafat pada usia 82 tahun dan dimakamkan di Baqi’ Madinah.

Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Khalifah Utsman bin Affan adalah teladan dalam kedermawanan, kesabaran, dan kesetiaan terhadap Al-Qur’an dan Sunnah. Kepemimpinannya membawa kejayaan besar bagi umat Islam, meski diakhiri dengan fitnah yang memilukan.

Sejarah Utsman bin Affan mengajarkan kita bahwa kepemimpinan sejati tidak hanya diukur dari kemakmuran yang dibangun, tetapi juga dari kesabaran menghadapi ujian. Beliau mempertahankan persatuan umat meski harus mengorbankan nyawanya. Semoga kita bisa meneladani akhlak, keteguhan, dan pengorbanan beliau demi kejayaan Islam. (djl) 

Kategori :