Sebagai informasi, setiap fase kehidupan tersebut digambarkan dalam kostum-kostum yang sangat apik rancangan desainer muda Banyuwangi. Ada kostum tema selapan (hamil 7 bulan), mudun lemah (turun tanah), sunatan, hingga pernikahan.
BACA JUGA:Jangkau 67 Ribu Desa, AgenBRILink Terus Perkuat Inklusi Keuangan di Indonesia
"Dengan pertunjukan ini, Banyuwangi mengambil sikap bahwa budaya tidak untuk ditinggalkan. Tetapi untuk dikuatkan, didaur ulang, dan dihidupkan kembali dengan cara yang kreatif," tambahnya.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan seluruh warga Banyuwangi yang telah menggelar BEC ini.
"Banyuwangi telah konsisten mengangkat budaya lokal menjadi kekuatan yang ditampilkan ke level nasional bahkan internasional. Terima kasih untuk semua tim kreatif Banyuwangi yang telah mempersembahkan karya terbaiknya," kata Khofifah.
Khofifah mengatakan BEC menjadi salah satu event yang merajut kekuatan budaya, sosial, ekonomi. Tidak hanya untuk Banyuwangi tapi juga Jawa Timur dan Indonesia.
"BEC menjadi kekuatan budaya dari Banyuwangi yang turut menguatkan peradaban bangsa," ujarnya.
Sebagai informasi, para desainer dan model menampilkan busana spektakulernya dimulai Taman Blambangan hingga Kantor Bupati dengan jarak 2,5 Km. BEC diikuti peserta mulai dari anak-anak hingga dewasa yang menampilkan tema dalam Ngelukat.