Mengawali Tahun Hijriyah dengan Semangat Baru: Momentum Perbaikan Amal Harian Menuju Hidup Lebih Bermakna

Rabu 09-07-2025,14:30 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

"Mukadimah: Menyambut Tahun Baru dengan Jiwa Hijrah"

Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Awal tahun Hijriyah bukan sekadar pergantian kalender dalam tradisi Islam, tetapi merupakan momen reflektif penuh makna yang mengajak setiap Muslim untuk kembali menguatkan niat hijrah spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Hijrah bukan hanya berpindah secara fisik dari satu tempat ke tempat lain, sebagaimana Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya hijrah dari Makkah ke Madinah, tetapi lebih luas dari itu: hijrah adalah transformasi jiwa dari keburukan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju kesadaran, dari maksiat menuju taat.

Tahun baru Hijriyah membuka lembaran baru kehidupan yang hendaknya dimaknai sebagai kesempatan emas untuk memperbaiki amal harian, memperbaharui niat, dan menguatkan komitmen dalam beribadah kepada Allah SWT. Maka mari kita jadikan momen ini sebagai titik balik untuk lebih taat, produktif, dan berakhlak mulia.

Makna Hijrah dalam Al-Qur'an dan Hadits Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَن يَخْرُجْ مِن بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Artinya: "Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisa’: 100)

Ayat ini tidak hanya berbicara tentang hijrah fisik, tetapi mengandung pesan penting bahwa siapa pun yang bersungguh-sungguh memperbaiki diri dan meninggalkan jalan keburukan demi Allah dan Rasul-Nya, maka ia berada dalam perlindungan dan ganjaran Allah SWT.

Rasulullah SAW juga bersabda:

الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

Artinya: “Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari, no. 10)

Hadis ini mempertegas bahwa hakikat hijrah adalah meninggalkan dosa dan kemaksiatan menuju kehidupan yang lebih diridhai Allah. Maka awal tahun Hijriyah menjadi momentum strategis untuk memulai atau memperbaharui hijrah amal harian kita.

BACA JUGA:Menata Hati untuk Hijrah Sejati: Jalan Menuju Perubahan yang Diberkahi

Perbaikan Amal Harian: Strategi Menjadi Lebih Baik Setiap detik kehidupan adalah ladang amal. Waktu yang terus bergulir tidak akan kembali. Maka sangat penting bagi setiap Muslim untuk senantiasa mengevaluasi amal harian dan berusaha memperbaikinya dari waktu ke waktu.

Berikut beberapa strategi perbaikan amal harian yang dapat dimulai dari awal tahun Hijriyah:

1. Memperbaiki Niat Segala amal dimulai dari niat. Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Perbaiki niat dalam ibadah, pekerjaan, dan interaksi sosial agar semuanya bernilai ibadah dan mendapatkan ridha Allah SWT.

2. Meningkatkan Kualitas Shalat Shalat adalah tiang agama. Awal tahun bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki kekhusyukan, memperbaiki waktu shalat, dan menjaga shalat berjamaah. Allah berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ، الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

Artinya: “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun: 1-2)

3. Menjaga Lisan dan Akhlak Mulailah tahun baru dengan menahan diri dari ghibah, fitnah, dan perkataan sia-sia. Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Rutin Muhasabah Diri Kebiasaan muhasabah (evaluasi diri) setiap malam sebelum tidur akan melatih kesadaran terhadap amal. Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berkata:

“Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan timbanglah amalmu sebelum ditimbang.”

BACA JUGA:Mengawali Tahun Baru Hijriyah dengan Memurnikan Tauhid: Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat

Hijrah adalah Jalan Perubahan Tahun baru Hijriyah bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan sarana introspeksi dan pembenahan hidup. Dengan meneladani semangat hijrah Nabi dan sahabat, kita diajak untuk senantiasa memperbaharui iman, memperbaiki amal, dan menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Sebab, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada dalam diri mereka sendiri:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Mari Hijrah Menuju Kebaikan Awal tahun Hijriyah adalah saat yang tepat untuk memperbaharui semangat dan niat hidup. Mari kita gunakan momentum ini untuk berhijrah secara spiritual: dari malas menjadi semangat, dari lalai menjadi sadar, dari maksiat menuju taat. Perbaikan amal harian adalah bentuk nyata dari semangat hijrah itu sendiri.

Semoga Allah SWT senantiasa membimbing langkah kita dalam setiap perbaikan dan menerima segala amal baik yang kita upayakan setiap hari. Aamiin. (djl)

Kategori :