Mempererat Ukhuwah di Hari Tasyrik

Senin 02-06-2025,15:30 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Dalam syariat Islam, hari-hari ini termasuk dalam hari-hari besar yang penuh dengan keutamaan. Allah SWT menjadikan Hari Tasyrik sebagai waktu untuk memperbanyak dzikir, makan dan minum sebagai bentuk rasa syukur, serta mempererat tali ukhuwah (persaudaraan) sesama kaum Muslimin. Momentum ini sangat tepat untuk merekatkan kembali silaturahmi, memperbaiki hubungan, dan membangun solidaritas umat Islam.

Ukhuwah Islamiyah bukan hanya konsep abstrak, tetapi sebuah fondasi yang sangat penting dalam kehidupan umat. Ia menjadi pilar dalam membangun masyarakat yang damai, saling menguatkan, dan penuh kasih sayang. Maka Hari Tasyrik menjadi momentum spiritual dan sosial untuk menghidupkan nilai-nilai kebersamaan tersebut.

Makna Hari Tasyrik dalam Islam Hari Tasyrik disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai bagian dari hari-hari yang diberkahi oleh Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 203 yang mana berbunyi: 

وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ ۗ

Artinya: “Dan berdzikirlah kepada Allah dalam beberapa hari yang ditentukan.” (QS. Al-Baqarah: 203)

Mayoritas ulama tafsir, seperti Imam Ibnu Katsir dan Imam At-Thabari, menafsirkan “الأيام المعدودات” (hari-hari yang ditentukan) sebagai Hari Tasyrik. Dalam hari-hari ini, umat Islam diperintahkan untuk memperbanyak takbir, tahmid, tahlil, dan dzikir kepada Allah, serta menjadikannya sebagai waktu untuk bersyukur dan memperkuat hubungan sesama Muslim.

BACA JUGA:Idul Adha: Hari Raya Pengorbanan, Kisah Ketaatan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS kepada Allah SWT

Keutamaan Hari Tasyrik Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang mana berbunyi: 

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ

Artinya: "Hari-hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah." (HR. Muslim no. 1141)

Hadits ini menggambarkan bahwa Hari Tasyrik adalah waktu untuk menikmati karunia Allah sambil memperbanyak dzikir. Namun, lebih dari itu, hari-hari ini juga menjadi kesempatan untuk menguatkan tali persaudaraan di antara umat Islam, sebagaimana di masa Rasulullah SAW dan para sahabat, Hari Tasyrik dijadikan sebagai hari berkumpul, saling menjamu, dan mempererat hubungan sosial.

Ukhuwah: Pilar Kehidupan Umat Ukhuwah Islamiyah memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menegaskan dalam Surat Al-Hujurat ayat 10 berbunyi: 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Ayat ini memberikan gambaran jelas bahwa ukhuwah adalah identitas dasar seorang mukmin. Jika ada pertikaian, maka tugas umat adalah mendamaikan. Maka dalam momentum Hari Tasyrik yang sarat dengan nilai-nilai kebersamaan, sangat tepat jika kita jadikan sebagai momen memperkuat ikatan itu.

Nabi Muhammad Rasulullah SAW juga bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim sebagaimana berbunyi: 

المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ، وَلَا يُسْلِمُهُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ

Artinya: “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak menzaliminya dan tidak menyerahkannya (kepada musuh). Barangsiapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantu kebutuhannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menekankan bahwa ukhuwah tidak hanya soal perasaan, tapi juga aksi nyata: membantu, melindungi, dan tidak membiarkan saudaranya dalam kesulitan.

BACA JUGA:Menyambut Hari Arafah dengan Iman dan Taqwa

Implementasi Ukhuwah di Hari Tasyrik 1.Silaturahmi dan Saling Memaafkan

Di Hari Tasyrik, umat Islam disunnahkan untuk mempererat silaturahmi. Mengunjungi keluarga, tetangga, dan kerabat menjadi amalan utama yang mengandung pahala besar. Jika sebelumnya ada perselisihan, maka inilah waktu yang tepat untuk berdamai dan membuka lembaran baru.

2.Berbagi Makanan dan Rezeki

Hari Tasyrik adalah hari makan dan minum. Maka tradisi berbagi makanan, seperti mengundang makan bersama, memberikan bingkisan, atau menyedekahkan daging kurban menjadi sarana memperkuat ikatan sosial.

3.Menjauhi Ghibah dan Fitnah

Ukhuwah bisa rusak karena lisan. Maka di Hari Tasyrik ini, kita berkomitmen menjaga lisan dari menyebar fitnah, ghibah, dan adu domba. Ini adalah bentuk nyata menjaga kehormatan sesama Muslim.

4.Menolong Sesama

Membantu yang kesulitan, menyantuni fakir miskin, dan menjadi jembatan bagi yang membutuhkan adalah bentuk nyata implementasi ukhuwah.

Buah dari Ukhuwah

Ketika ukhuwah tumbuh subur, maka akan lahir masyarakat yang kuat, bersatu, dan damai. Tidak ada kecemburuan sosial yang berlebihan, tidak ada permusuhan berkepanjangan, dan tidak ada umat yang merasa sendiri dalam penderitaan. Bahkan, Allah menjanjikan rahmat-Nya bagi orang-orang yang menjaga ukhuwah:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Ali ‘Imran: 103)

Dari penjelasan di atas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Hari Tasyrik bukan hanya tentang perayaan makan dan minum, tetapi momentum besar untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah. Umat Islam diajarkan untuk memperbanyak dzikir, bersyukur, dan saling berbagi. Di tengah tantangan umat saat ini — dengan maraknya perpecahan, permusuhan, dan individualisme ukhuwah adalah penawar sekaligus solusi.

Melalui ukhuwah, umat menjadi satu tubuh. Jika satu bagian terluka, yang lain ikut merasakannya. Maka mari jadikan Hari Tasyrik sebagai momentum menebar kebaikan, mempererat hubungan, dan membangun solidaritas sejati antar sesama Muslim yang artinya: 

“Barang siapa yang membahagiakan seorang Muslim di dunia, maka Allah akan membahagiakannya di hari kiamat.” (HR. Thabrani)

Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang senantiasa menjaga ukhuwah, memperkuat tali kasih sayang, dan menjadikan Hari Tasyrik sebagai hari kebersamaan yang penuh makna. (djl)

Kategori :