Haji: Perjalanan Spiritual Menuju Keridhoan Allah SWT

Jumat 30-05-2025,13:31 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Ketika seorang Muslim bertawaf mengelilingi Ka’bah, ia sedang menempatkan Allah sebagai pusat kehidupannya. Gerakan mengelilingi Ka’bah melambangkan orbit hati dan jiwa yang selalu berputar dalam ketaatan kepada Sang Khalik.

3. Sa’i: Mengenang Kesabaran dan Keikhlasan Hajar

Sa’i antara Shafa dan Marwah mengingatkan kita pada perjuangan Hajar, istri Nabi Ibrahim, dalam mencari air untuk anaknya, Ismail. Ini adalah simbol perjuangan, pengorbanan, dan keyakinan akan pertolongan Allah, hingga akhirnya zamzam pun memancar.

4. Wukuf di Arafah: Inti dari Haji

Wukuf di Arafah adalah momen puncak haji, yang diibaratkan sebagai bayangan hari kiamat, ketika jutaan manusia berkumpul dalam satu tempat, dengan satu tujuan: memohon ampunan dan rahmat Allah.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang berbunyi: 

الْحَجُّ عَرَفَةُ

Artinya: “Haji itu (tergantung) Arafah.” (HR. Tirmidzi)

Pada hari Arafah, Allah SWT begitu dekat dengan hamba-hamba-Nya. Dalam sebuah hadis Qudsi disebutkan bahwa tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba-Nya dari neraka lebih banyak daripada hari Arafah.

5. Melontar Jumrah: Melawan Godaan dan Kejahatan

Melontar jumrah adalah simbol perlawanan terhadap setan dan segala bentuk keburukan. Ini adalah perwujudan nyata dari tekad seorang Muslim untuk membuang bisikan syaitan dari hidupnya.

BACA JUGA:Dzikir dan Doa di Sepuluh Hari Pertama Zulhijjah: Meraih Keutamaan Waktu Istimewa

Haji Sebagai Sarana Penyucian Diri dan Perubahan Hidup

Ibadah haji bukan hanya ritual tahunan, tetapi sebuah proses transformasi spiritual. Ia mengajarkan sabar, tawakal, kepasrahan, dan pengorbanan. Haji adalah momentum untuk kembali menjadi insan yang bersih, bagaikan bayi yang baru lahir.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang berbunyi: 

مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Artinya: “Barang siapa melaksanakan haji dan tidak berkata-kata kotor serta tidak berbuat kefasikan, maka ia kembali (dari haji) seperti pada hari ibunya melahirkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kategori :