Syawal sebagai Waktu untuk Menjaga Hati dari Maksiat

Kamis 24-04-2025,11:30 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Riyaa’ (pamer ibadah): Melakukan amal bukan karena Allah, tetapi agar dipuji manusia.

Hasad (dengki): Tidak senang terhadap nikmat yang dimiliki orang lain.

Sombong dan ujub: Merasa diri lebih baik dari orang lain.

Ghaflah (lalai): Hati yang tidak ingat Allah dan asyik dalam dunia.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara ayat 88 -89 yang mana berbunyi: 

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ۝ إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍۢ سَلِيمٍۢ

Artinya: “(Yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara: 88–89)

Tips Menjaga Hati dari Maksiat di Bulan Syawal

Perbanyak dzikir dan istighfar

Dzikir melembutkan hati, menjaganya dari lalai. Istighfar menyucikan hati dari noda dosa.

Rasulullah bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Ibnu Majah yang mana berbunyi: 

طُوبَى لِمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيرًا

Artinya: “Beruntunglah orang yang dalam catatan amalnya terdapat banyak istighfar.” (HR. Ibnu Majah)

BACA JUGA:Syawal: Waktu yang Tepat untuk Muhasabah Diri

Lanjutkan amalan pasca-Ramadhan

Seperti puasa enam hari di bulan Syawal, qiyamul lail, membaca Al-Qur’an, dan sedekah.

Bergaul dengan orang-orang saleh

Lingkungan sangat berpengaruh pada hati. Teman yang baik akan saling mengingatkan dalam kebaikan.

Jauhkan diri dari media atau tontonan yang mengundang maksiat

Konten negatif di media sosial dan hiburan duniawi dapat merusak hati secara perlahan.

Menjaga Hati Adalah Perintah Seumur Hidup

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
"Hati yang hidup adalah hati yang terus merasa diawasi oleh Allah dan tidak tenang dalam maksiat, meskipun kecil."

Syawal menjadi titik awal untuk menata hati kembali agar tidak kembali pada kemaksiatan yang pernah ditinggalkan di bulan Ramadhan. Ini adalah tantangan sekaligus amanah bagi setiap Muslim.

BACA JUGA:Menghadapi Rintangan Hidup dengan Sabar dan Syukur

Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Syawal bukanlah akhir dari ibadah, melainkan permulaan bagi ujian keistiqamahan. Hati yang telah dilatih selama Ramadhan harus terus dijaga agar tidak ternoda oleh dosa. Karena jika hati rusak, maka seluruh amal menjadi sia-sia. Allah menilai manusia bukan dari rupa dan jabatan, tetapi dari hati dan amalnya.

Mari jadikan Syawal sebagai tonggak menjaga hati dari maksiat, memperkuat hubungan dengan Allah, dan menata kehidupan agar tetap berada di jalan takwa. Semoga Allah senantiasa menjaga hati kita dan menetapkan kita dalam keimanan hingga akhir hayat.

Dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang berbunyi: 

اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ

Artinya: “Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi) (djl)

Kategori :