Allah SWT SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Fussilat ayat 30 yang berbunyi:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ
Artinya:;"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: 'Tuhan kami ialah Allah' kemudian mereka tetap istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka…"
(QS. Fussilat: 30)
Istiqamah setelah Ramadhan adalah bentuk dari keteguhan hati dalam ketaatan, dan puasa Syawal menjadi salah satu bukti konkretnya.
Menunjukkan Kecintaan kepada Ibadah
Orang yang mencintai ibadah tidak akan berhenti hanya karena kewajiban telah usai. Puasa Syawal adalah kesempatan untuk menunjukkan cinta kepada Allah dan keinginan untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya.
BACA JUGA:Menjaga Ukhuwah Islamiyah dengan Sesama Muslim
Meraih Derajat Taqwa yang Lebih Tinggi
Tujuan utama puasa Ramadhan adalah mencapai derajat taqwa. Maka puasa Syawal menjadi lanjutan dari proses pendidikan spiritual tersebut agar hasil dari Ramadhan tidak sia-sia.
Dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 183 menjelaskan yang mana berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya:;"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Dengan menjaga puasa sunnah di bulan Syawal, kita memperpanjang proses pembentukan takwa dalam diri kita.
Menjadi Ciri Keimanan yang Kuat
Melakukan ibadah sunnah seperti puasa Syawal adalah bukti bahwa keimanan seseorang tidak sekadar pada level formalitas, melainkan telah meresap dalam hati dan tindakan. Orang yang beriman kuat akan mencari setiap peluang untuk menambah amal kebaikan, termasuk melalui puasa Syawal.
BACA JUGA:Menghadirkan Keikhlasan dalam Setiap Amal