Meningkatkan Hubungan dengan Al-Qur’an Setelah Ramadhan

Rabu 09-04-2025,15:00 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluam.disway.id - Bulan suci Ramadhan adalah momentum istimewa bagi umat Islam dalam mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Salah satu bentuk pendekatan diri yang sangat ditekankan selama bulan Ramadhan adalah memperbanyak membaca, mentadabburi, dan mengamalkan Al-Qur’an. Bahkan, Ramadhan dikenal sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 185 yang mana berbunyi: 

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْآنُ

Artinya: "Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an" (QS. Al-Baqarah: 185)

Namun, yang menjadi tantangan besar bagi kita adalah bagaimana menjaga semangat itu tetap menyala setelah Ramadhan usai. Banyak di antara kita yang intensitas membaca dan memahami Al-Qur’an menurun drastis pasca Ramadhan. Padahal, Al-Qur’an adalah petunjuk hidup sepanjang masa, bukan hanya untuk satu bulan saja.

BACA JUGA:Dosa Jariyah Seorang Wanita yang Terus Mengalir hingga Hari Kiamat Menurut Ajaran Islam

Al-Qur’an sebagai Petunjuk Hidup

Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk bagi manusia, pembeda antara yang benar dan yang salah, serta sumber rahmat bagi orang-orang yang beriman, Sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Isro ayat 9 yang mana berbunyi: 

إِنَّ هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ

Artinya: "Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus" (QS. Al-Isra’: 9)

Al-Qur’an bukanlah bacaan musiman yang hanya dibaca saat Ramadhan atau ketika menghadiri tahlilan. Ia adalah cahaya dalam kegelapan hidup, penawar hati yang gundah, dan pedoman bagi setiap langkah seorang Muslim.

Urgensi Memperkuat Hubungan dengan Al-Qur’an

Meningkatkan hubungan dengan Al-Qur’an pasca Ramadhan adalah bentuk keberlanjutan dari ibadah yang telah dibangun selama bulan suci. Jika di bulan Ramadhan kita telah melatih diri untuk membaca satu atau bahkan beberapa juz per hari, maka setelah Ramadhan seharusnya kita mempertahankan dan bahkan meningkatkan kualitas interaksi kita dengan Kitab Suci ini.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari yang berbunyi: 

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ 

Artinya: "Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari no. 5027)

Hadits ini menegaskan bahwa kemuliaan seorang Muslim di hadapan Allah sangat bergantung pada sejauh mana ia berinteraksi dengan Al-Qur’an, baik dalam aspek belajar maupun mengajarkannya kepada orang lain.

BACA JUGA:6 Penyakit Umat Nabi Muhammad sebagai Pertanda Hari Kiamat Sudah Dekat

Bentuk-Bentuk Interaksi dengan Al-Qur’an

Untuk menjaga dan meningkatkan hubungan dengan Al-Qur’an, berikut beberapa bentuk interaksi yang bisa terus kita lakukan setelah Ramadhan:

Pertama: Tilawah (Membaca dengan Tartil dan Tajwid) 

Luangkan waktu harian untuk membaca Al-Qur’an, walau hanya satu halaman, tetapi dilakukan dengan rutin dan penuh kekhusyukan. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang mana berbunyi: 

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

Artinya: "Orang yang mahir membaca Al-Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat, sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan, ia mendapat dua pahala." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua: Tadabbur (Memahami dan Merenungkan Makna) 

Allah memerintahkan kita untuk tidak hanya membaca, tetapi juga mentadabburi ayat-ayat-Nya sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Muhammad Ayat 24 yang berbunyi: 

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَآ

Artinya: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an? Atau apakah hati mereka telah terkunci?" (QS. Muhammad: 24)

Tadabbur akan menghidupkan hati dan menggerakkan amal. Bacalah tafsir, ikut kajian tematik, dan tanyakan kepada para ulama jika ada yang tidak dipahami.

BACA JUGA:Dosa Jariyah Seorang Wanita yang Terus Mengalir hingga Hari Kiamat Menurut Ajaran Islam

Ketiga: Hifzh (Menghafal) 

Menghafal Al-Qur’an merupakan bagian dari menjaga wahyu Allah. Meski sulit, memulai dari ayat-ayat pendek dan melatih konsistensi akan membuahkan hasil besar. Rasulullah bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang berbunyi: 

إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ

Artinya: "Sesungguhnya orang yang tidak memiliki sedikit pun dari Al-Qur’an di dalam dirinya (hafalan) adalah seperti rumah yang rusak."(HR. Tirmidzi)

BACA JUGA:Memperbanyak Sedekah di Bulan Syawal: Wujud Syukur dan Konsistensi Ibadah Pasca Ramadhan

Keempat: Amal (Mengamalkan Kandungan Al-Qur’an) 

Hubungan dengan Al-Qur’an tidak akan lengkap tanpa pengamalan. Para sahabat mencontohkan bagaimana mereka menghayati dan mengamalkan setiap ayat yang mereka pelajari. Abdullah bin Mas’ud berkata: 

Artinya: “Kami belajar sepuluh ayat dari Nabi SAW, tidak kami tambahi sebelum kami mengamalkan kandungannya.”

Menjadikan Al-Qur’an sebagai Teman Sejati

Al-Qur’an bukan hanya teman saat sedih, bukan pula pelarian saat buntu. Ia adalah teman sejati yang menemani kita dari dunia hingga ke akhirat. Di hari kiamat, Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada mereka yang menjadi sahabatnya di Dunia dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang berbunyi: 

اقْرَؤُوا الْقُرْآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

Artinya: "Bacalah Al-Qur’an! Karena ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat kepada orang-orang yang menjadi sahabatnya." (HR. Muslim)

BACA JUGA:Kiat Menjaga Kesabaran dalam Kehidupan Sehari-hari Pasca Satu Bulan Berpuasa Ramadhan

Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Meningkatkan hubungan dengan Al-Qur’an setelah Ramadhan adalah bentuk nyata dari istiqamah dalam kebaikan. Ia menjadi tolok ukur keberhasilan ibadah Ramadhan yang kita jalani. Semakin baik hubungan kita dengan Al-Qur’an pasca Ramadhan, semakin besar kemungkinan kita tergolong sebagai orang-orang yang bertaqwa.

Marilah kita jadikan Al-Qur’an sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Jangan biarkan mushaf itu hanya terbuka saat Ramadhan, atau saat musibah melanda. Jadikan ia sahabat harian, tempat bertanya, sumber inspirasi, dan penenang hati. Sebab, tidak ada keberuntungan sejati kecuali bagi mereka yang hidupnya bersandar kepada cahaya wahyu Ilahi.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Furqon ayat 30 yang berbunyi: 

وَقَالَ ٱلرَّسُولُ يَـٰرَبِّ إِنَّ قَوْمِى ٱتَّخَذُوا۟ هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانَ مَهْجُورٗا

Artinya: "Dan Rasul (Muhammad) berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan'" (QS. Al-Furqan: 30)

Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang meninggalkan Al-Qur’an, melainkan menjadi pecinta sejatinya, dari dunia hingga Surga. Aamiin. (djl)

Kategori :