Kisah Abu Nawas Berpura-Pura Gila

Jumat 28-03-2025,15:30 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Radarseluma.disway.id - Pada suatu hari, Raja Harun al-Rasyid merasa bosan dan ingin mencari hiburan. Ia memerintahkan pengawal istana untuk memanggil Abu Nawas, si cerdik yang terkenal dengan kecerdasan dan kelihaiannya dalam menjawab segala tantangan. Namun, kali ini, sang Raja memiliki rencana lain ia ingin menguji sejauh mana kepintaran Abu Nawas.

Ketika utusan kerajaan tiba di rumah Abu Nawas, mereka mendapati sesuatu yang aneh. Abu Nawas sedang duduk di depan rumahnya, mengenakan pakaian compang-camping, rambutnya acak-acakan, dan ia berbicara sendiri dengan bahasa yang tidak jelas.

"Abu Nawas, Baginda Raja memanggilmu!" kata salah seorang pengawal.

Namun, Abu Nawas hanya tertawa dan berkata, "Siapa yang kau panggil? Aku hanyalah seekor burung yang sedang mencari sarangnya!"

Para pengawal saling berpandangan. "Apa kau sudah gila, Abu Nawas?"

Abu Nawas mendekati mereka dan berbisik, "Aku bukan Abu Nawas. Aku adalah kucing yang berubah menjadi manusia!"

Para pengawal semakin bingung. Mereka melaporkan kejadian ini kepada Raja Harun al-Rasyid.

BACA JUGA:Abu Nawas dan Raja Harun al-Rasyid: Akal Licik Sang Penyair

Mendengar laporan itu, sang Raja tertawa terbahak-bahak. "Apakah Abu Nawas sudah benar-benar gila, ataukah ini hanya tipu muslihatnya?"

Raja memutuskan untuk menguji sendiri kepintaran Abu Nawas. Ia pun pergi ke rumah Abu Nawas bersama para pengawal dan penasihat kerajaan. Setibanya di sana, Raja melihat sendiri tingkah Abu Nawas yang seperti orang gila.

"Abu Nawas!" seru Raja.

Abu Nawas melihat Raja dan kemudian berkata dengan suara tinggi, "Ah, apakah aku sedang bermimpi? Ataukah ini Raja Harun al-Rasyid yang berubah menjadi seekor kuda?"

Raja mengerutkan dahi, lalu berkata, "Abu Nawas, kau benar-benar sudah gila?"

Abu Nawas mendekat, menatap Raja dengan mata yang membelalak, lalu berkata, "Tidak, Baginda. Aku tidak gila. Aku hanyalah air yang mencari sungainya!"

Mendengar jawaban itu, Raja mulai berpikir. Ia sudah sering melihat kecerdikan Abu Nawas, tetapi kali ini benar-benar aneh. Apakah Abu Nawas memang telah kehilangan akalnya?

Raja pun mendapatkan ide. Ia berkata, "Jika kau benar-benar gila, aku akan menguji kegilaanmu. Aku akan memberikanmu sekantung emas jika kau bisa melakukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh orang gila."

BACA JUGA:Abu Nawas dan Tebakan Yang Mustahil Raja Al-Rasyid

Abu Nawas tertawa, lalu berteriak ke arah langit, "Wahai bintang-bintang! Apakah aku boleh menerima sekantung emas dari kuda yang bisa berbicara?"

Raja tertawa, tetapi ia masih ingin menguji Abu Nawas lebih lanjut. "Baiklah, jika kau gila, aku akan menjatuhkan hukuman kepadamu. Kau harus tinggal di istana dan menjadi badut kerajaan!"

Mendengar itu, Abu Nawas tiba-tiba berhenti bertingkah aneh. Ia berdiri tegak, tersenyum, dan berkata dengan nada santai, "Ampun, Baginda. Sebenarnya aku tidak gila. Aku hanya berpura-pura."

Semua orang terkejut. "Apa maksudmu, Abu Nawas?" tanya Raja.

Abu Nawas menjelaskan, "Aku mendengar bahwa Baginda ingin menguji kecerdasanku. Aku tahu bahwa jika aku datang ke istana, pasti akan ada tantangan sulit. Jadi, aku berpikir, bagaimana jika aku yang menguji Baginda lebih dulu? Aku ingin melihat apakah Baginda benar-benar bisa membedakan mana kepintaran dan mana kegilaan."

Raja Harun al-Rasyid terdiam sejenak, lalu tertawa keras. "Sungguh cerdik kau, Abu Nawas! Aku hampir saja percaya bahwa kau sudah gila. Sebagai hadiah atas kecerdikanmu, aku akan tetap memberimu sekantung emas!"

Abu Nawas menerima hadiah itu dengan senyum lebar, sementara semua orang yang hadir tertawa dan kagum pada kepintarannya.

Sejak saat itu, kisah Abu Nawas berpura-pura gila menjadi legenda yang diceritakan dari generasi ke generasi sebagai bukti bahwa kepintaran sering kali lebih kuat daripada kekuasaan.(djl)

Kategori :