"Apa syaratnya?" tanya Raja dengan penuh penasaran.
"Syaratnya adalah, emas itu harus ditanam oleh orang yang benar-benar jujur dan tidak pernah mencuri seumur hidupnya. Jika ditanam oleh orang yang pernah mencuri, maka emas itu tidak akan tumbuh, melainkan akan menghilang."
Para hadirin di istana saling berpandangan. Raja mulai tertarik dengan gagasan ini. Ia pun memerintahkan agar satu petak tanah disiapkan untuk percobaan tersebut.
BACA JUGA:Abu Nawas dan Tebakan Yang Mustahil Raja Al-Rasyid
Ketika tanah sudah disiapkan, Raja berkata, "Baiklah, sekarang kita akan melihat siapa yang akan menanam emas ini. Karena kau dituduh mencuri, tentu kau tidak bisa menanamnya. Maka, pejabat yang melaporkanmu akan melakukannya sebagai tanda bahwa ia jujur."
Mendengar itu, wajah pejabat yang iri kepada Abu Nawas langsung pucat. Ia tahu bahwa dirinya tidak benar-benar jujur, karena selama ini ia sering melakukan kecurangan dan korupsi kecil-kecilan di dalam kerajaan. Jika ia menanam emas itu dan emas tersebut menghilang, maka semua orang akan mengetahui kebusukannya.
Dengan suara gemetar, pejabat itu berkata, "Ampun, Baginda... Hamba merasa tidak layak untuk menanam emas ini. Barangkali ada orang lain yang lebih suci dan lebih jujur dari hamba."
Raja mulai curiga. Ia lalu meminta beberapa pejabat lainnya untuk menanam emas tersebut, tetapi satu per satu mereka menolak dengan alasan yang berbeda-beda.
Raja akhirnya menyadari bahwa mungkin Abu Nawas memang tidak bersalah. Jika para pejabatnya sendiri takut untuk menanam emas, maka kemungkinan besar ada ketidakjujuran di dalam istana.
"Abu Nawas, kau telah membuktikan bahwa kebenaran akan selalu menang," kata Raja sambil tersenyum.
Raja pun membebaskan Abu Nawas dan memberikan hukuman kepada pejabat yang memfitnahnya. Sejak saat itu, nama Abu Nawas semakin dihormati sebagai orang yang bukan hanya cerdas, tetapi juga penuh kebijaksanaan.
BACA JUGA:Abu Nawas dan Pertanyaan Sulit dari Raja Al-Rasyid
Pesan Moral yang Dapat Diambil
- Kecerdikan dan kebijaksanaan dapat menyelamatkan seseorang dari ketidakadilan – Abu Nawas tidak melawan dengan kekerasan, tetapi menggunakan akal dan logikanya untuk mengungkap kebenaran.
- Kejujuran adalah hal yang paling berharga – Para pejabat kerajaan yang merasa tidak jujur akhirnya takut dan menyingkap kebenaran yang selama ini mereka sembunyikan.
- Jangan mudah percaya pada fitnah – Raja hampir saja menjatuhkan hukuman pada orang yang tidak bersalah, tetapi dengan kebijaksanaannya, ia memberi kesempatan untuk membuktikan kebenaran.
- Orang yang suka menipu akhirnya akan terjebak oleh kebohongan mereka sendiri – Pejabat yang memfitnah Abu Nawas akhirnya harus menanggung akibat dari perbuatannya sendiri.
Demikianlah kisah kecerdikan Abu Nawas yang berhasil meloloskan dirinya dari hukuman. Sebuah cerita yang mengajarkan kita bahwa kejujuran dan kebijaksanaan akan selalu menang pada akhirnya.(djl)