Dari sistem pemantauan satelit hingga peralatan penanaman pohon yang inovatif, integrasi peralatan canggih telah meningkatkan upaya reboisasi tradisional.
Di Gurun Kubuqi di Mongolia Dalam, misalnya, drone telah digunakan untuk menanam benih di hamparan tanah tandus yang luas, sehingga meningkatkan efisiensi dan tingkat kelangsungan hidup secara signifikan. Benih-benih ini, dikombinasikan dengan paket nutrisi yang dikembangkan secara khusus, memastikan bibit tumbuh subur di lingkungan yang menantang.
Sementara di Provinsi Gansu di Tiongkok barat laut, proyek energi surya dipadukan dengan program penghijauan di tepi selatan Gurun Tengger, menciptakan sinergi yang tidak hanya memulihkan ekosistem tetapi juga meningkatkan pembangunan ekonomi lokal.
Penduduk desa setempat juga mendapatkan pekerjaan dalam inisiatif ini, yang memadukan teknologi hijau dengan partisipasi akar rumput.
"Saya tidak pernah membayangkan bahwa sebagai seorang petani, saya bisa mendapatkan pekerjaan di bukit pasir," kata Qin Zhaoping, seorang warga Kotapraja Hengliang di Kabupaten Gulang, Gansu. Pekerjaannya meliputi pengaturan sistem irigasi sprinkler di bawah panel fotovoltaik dan merawat tanaman pasir yang tumbuh subur.
BACA JUGA:Spesifikasi dan Promo Toyota Hilux 4X4 2024 Harga Terbaru, Cocok untuk Perjalanan Juah dan Nyaman
Bagi Qin, pengendalian gurun berbasis fotovoltaik merupakan upaya bermakna yang menguntungkan generasi mendatang. "Ini menghasilkan listrik, memerangi penggurunan, dan memberi saya penghasilan dari bekerja di sini," katanya.
Menurut data resmi, 53 persen lahan penggurunan yang dapat diolah di Tiongkok telah dipulihkan, yang menghasilkan pengurangan bersih sekitar 4,33 juta hektar lahan terdegradasi.
Salah satu proyek ekologi penting negara ini adalah Program Hutan Sabuk Penampungan Tiga Utara. Sejak 1978, Tiongkok telah memperluas wilayah penghijauannya hingga 32 juta hektare melalui program ini.