SELUMA - Harga buah sawit yang melonjak naik terus saat ini, tidak memberi kabar baik bagi buruh panen sawit.
Hal tersebut dikarenakan penghasilan mereka menjadi buruh panen bergantung terhadap hasil yang didapat. Disaat ini diketahui hampir merata di daerah Kabupaten Seluma sawit tengah mengalami trek (turunnya hasil panen).
Untuk harga sendiri seperti di RAM di Desa Padang Pelasan tertulis Rp2.660 per kg sedangkan untuk upah panen sendiri dikisaran Rp 200 per kg-Rp 300 per kg.
BACA JUGA:Annisa Maharani Alzahra Mahesa Anggota DPR RI Termuda, Total Kekayaannya Rp 5.87 M
Mezan salah seorang buruh panen mengungkapkan, dengan hasil buah sawit yang terus turun, sulit untuk memenuhgi kebutuhan sehari-hari karena yang terjadi saat ini harga yang mahal, sedangkan hasil panen sedikit.
" Kami upah tergantung berapa dapat, kini dalam satu hektare kebun sawit panenan saya untuk dapat 500 kg, untuk upahnya juga kalau sawit masih rendah upahnya Rp 200 per kg, kalau medan kebun sawit terjal dan sudah tinggi per kgnya Rp300. Panen pun berdua kalau hanya dapat 500 kg hanya dapat Rp 100 ribu itupun bagi dua sama teman panen. Pernah saja hanya dapat 200 kg, namun terkadang kebijakan pemilik kebun sawit, kami dikasih lebih dari upah " jelas Mezan.
Dilanjutkannya, hal ini terjadi sudah 3 bulan terakhir kondisinya sangat sulit. Yang jelas ia menuturkan dengan kondisi saat ini umtuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak mencukupi karena pengaruh harga sawit mahal kalau buah sawit sedikit sama sekali tidak menguntungkan para buruh panen yang bekerja untuk pemilik kebun sawit.
" kondisi saat ini sulit, tapi saya bertahan saja karena hanya ini mata pencaharian yang ada saat ini" Ungkapnya. (ndo)