Kisah Wafatnya Nabi Sulaiman AS Part Empat

Senin 09-09-2024,10:32 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id -
Wafatnya Nabi Sulaiman AS terjadi ketika Nabi Sulaiman AS sedang mendatangi sebuah pohon yang tumbuh di Baitul Maqdis. 
Atas kuasa Allah SWT Nabi Sulaiman AS dapat berbicara dengan pohon tersebut yang bernama Kharubah berkata kepada Nabi Sulaiman AS bahwa ia tumbuh untuk meruntuhkan Masjid tempatnya berdiri. 
Lantas Nabi Sulaiman AS berkata kepada pohon Kharubah 
 
"Wahai pohon Kharubah Allah SWT tidak mungkin meruntuhkan Masjid ini selama aku masih hidup. Itu artinya, kamu tumbuh untuk mengabarkan kematianku,"
Lalu Nabi Sulaiman AS mencabut pohon tersebut serta menanamnya di pagar miliknya. Setelah itu, beliau masuk ke dalam Mihrab dan mengerjakan shalat dengan bersandar pada tongkatnya yang mana tongkat Nabi Sulaiman AS tersebut terbuat dari pohon Kharubah yang ia cabut.
 
Allah SWT memberikan banyak kenikmatan kepada Nabi Sulaiman AS namun hal itu tidak membuat Nabi Sulaiman AS sombong namun atas nikmat Allah SWT itu justru semakin membuat Nabi Sulaiman AS semakin taat kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur atas semua nikmat yang Allah SWT limpahkan.
 
Suatu ketika Nabi Sulaiman AS sedang memantau para jin bekerja. Ia terus menerus memantau para jin bekerja. Sehingga para Jin tersebut tidak berani menoleh ke arah Nabi Sulaiman AS 
Di saat Nabi Sulaiman AS sibuk mengawasi para Jin bekerja tiba-tiba Malaikat maut mencabut nyawa Nabi Sulaiman AS, 
Meskipun Nabi Sulaiman AS sudah wafat namun jasad Nabi Sulaiman AS tetap berdiri disangga oleh tongkatnya.
 
Karena Nabi Sulaiman AS tetap tegak berdiri dan para Jin mengira Raja Sulaiman tersebut masih mengawasi mereka dan  mereka tidak menyadari bahwa Nabi Sulaiman AS telah wafat. 
 
Kemudian Allah SWT memerintahkan rayap untuk memakan tongkat Nabi Sulaiman AS  selama beberapa hari sehingga tongkat itu pun menjadi rusak dan patah sehingga jasad Nabi Sulaiman AS pun tersungkur dan terhempas ke bumi melihat kejadian itu, para Jin menghentikan pekerjaannya langsung menghampiri Nabi Sulaiman AS dan para Jin merasa bersalah dan mereka merasa tersiksa dan hina karena tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang hal-hal yang gaib.
 
Peristiwa meninggalnya Nabi Sulaiman AS sebagaimana Allah SWT jelaskan dalam Al-Quran Surat Saba’ ayat 14 berbunyi: 
 
ا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِۦٓ إِلَّا دَآبَّةُ ٱلْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنسَأَتَهُۥ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ ٱلْجِنُّ أَن لَّوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ ٱلْغَيْبَ مَا لَبِثُوا۟ فِى ٱلْعَذَابِ ٱلْمُهِينِ
Artinya: 
"Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan" (QS Saba 14)
 
Peristiwa kematian Nabi Sulaiman penuh dengan keajaiban. Hal ini menunjukkan tanda-tanda kekuasaan Allah.
Kisah-kisah Nabi Sulaiman AS dapat dibaca di dalam Al-Quran Surah An-Naml ayat 17- 19 berbunyi:
 
وَوَرِثَ سُلَيۡمٰنُ دَاوٗدَ​ وَقَالَ يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمۡنَا مَنۡطِقَ الطَّيۡرِ وَاُوۡتِيۡنَا مِنۡ كُلِّ شَىۡءٍؕ​ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الۡفَضۡلُ الۡمُبِيۡنُ‏ ١٦
وَحُشِرَ لِسُلَيۡمٰنَ جُنُوۡدُهٗ مِنَ الۡجِنِّ وَالۡاِنۡسِ وَالطَّيۡرِ فَهُمۡ يُوۡزَعُوۡنَ‏ ١٧
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنۡ قَوۡلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوۡزِعۡنِىۡۤ اَنۡ اَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ الَّتِىۡۤ اَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وَالِدَىَّ وَاَنۡ اَعۡمَلَ صَالِحًـا تَرۡضٰٮهُ وَاَدۡخِلۡنِىۡ بِرَحۡمَتِكَ فِىۡ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيۡنَ‏ ١٩
Artinya:
Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib.
Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkata lah seekor semut, "Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarang mu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.
Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, "Ya Tuhanku, anugerahkan lah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridoidan masukkan lah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.(QS An Naml 17-19)   (djl) 
 
Bersambung ke Part Lima.
 
 
Kategori :