JAKARTA, Radarseluma.Disway.Id, - PMI Manufaktur Indonesia dari S&P Global terkontraksi lebih dalam menjadi 48,9 pada Agustus 2024 dari 49,3 pada Juli 2024, menunjukkan penurunan aktivitas pabrik selama dua bulan berturut-turut.
Realisasi ini merupakan penurunan terbesar sejak Agustus 2021, dengan output dan pesanan baru mencatat pelemahan terdalam dalam 3 tahun terakhir. Permintaan luar negeri juga mencatat penurunan paling tajam sejak Januari 2023. Selain karena berkurangnya permintaan ekspor secara umum, beberapa panelis melaporkan bahwa tantangan logistik internasional turut membebani penjualan.
BACA JUGA:Kisah Syetan yang Menggoda Nabi Zulkifli AS Part Dua
BACA JUGA:Tim Helmi-Mian Ingatkan KPU, Ada Potensi Kerugian Negara 350 M Jika Tak Patuh Putusan MK
Melemahnya produksi dan permintaan baru menyebabkan penurunan lapangan kerja di sektor manufaktur Indonesia.
Secara umum, tingkat penerimaan tenaga kerja menurun selama dua bulan berturut-turut, meskipun penurunannya relatif kecil. Perusahaan juga sedikit mengurangi tingkat pembelian mereka, sejalan dengan utilisasi persediaan yang masih ada. Kondisi ini menyebabkan stok input turun untuk pertama kalinya dalam 1,5 tahun dengan laju penurunan tercepat dalam 3 tahun terakhir.
Ke depan, aktivitas manufaktur Indonesia diperkirakan membaik, sejalan dengan membaiknya permintaan luar negeri dan domestik.
Perusahaan manufaktur secara umum tetap percaya diri bahwa produksi akan naik dari posisi saat ini, meski pada kisaran yang sedikit lebih rendah dibandingkan Juli 2024.
BACA JUGA:DP Rendah, Angsuran Ringan Brio Setya Mobil Desain Kompak Memikat Sejuta Umat di Dunia Otomotif