Saat pencarian dilakukan, akhirnya JK ditemukan oleh ketiga paman dan sepupunya sekitar Pukul 13.42 wib. JK di temukan di sebuah gubuk yang sengaja di buat oleh JK. Gubuk tersebut dibuat dengan beratapkan bambu yang berjarak sekitar kurang lebih 50 meter dari lokasi TKP. Tepatnya berada di Hulu Kelurahan Puguk, Kecamatan Seluma Utara.
"Iya, sore saat kami jemput bersama 3 orang pamannya. Kami temukan JK tadi di gubuk buatannya. Karena saya panggil dan dia keluar, karena mengenal panggilan sepupunya. JK datang sembari menangis, kondisinya memang ada luka bekas tembakan di betis kaki kirinya," sampainya.
Saat ditemukan, kondisi JK dengan kondisi berbadan dekil dan baju lusuhnya yang tak pernah ganti pasca kejadian. Dengan kondisi luka tembak di betis kaki kirinya yang sudah terinfeksi. Karena hanya diikat dengan sobekan kain bekas. Saat ditemukan, JK langsung diberikan makan oleh keluarganya. Saat itu JK dengan lahapnya memakan nasi, lantaran JK belum pernah makan sejak peristiwa berdarah hingga saat ditemukan.
Pihak keluarga juga mengatakan, jika JK selama ini tidak pernah mengganggu warga sekitar. JK selama ini bersembunyi di hutan. JK tidak pernah berkeliaran dan menggangu warga seperti isu kekhawatiran warga sebelumnya.
Bahkan setiap bertemu dengan orang yang tidak dikenalnya. JK justru bersembunyi, karena trauma dengan insiden berdarah di yang sempat terjadi di pondok kebun bapak nya pada Jumat (2/8) malam yang lalu, sekitar Pukul 18.00 wib.
"Saat saya tanya, JK ini setiap bertemu orang yang tidak dikenalnya malah bersembunyi. Tidak ada itu mengancam warga sekitar, malah dia trauma sejak kejadian itu. Selama bersembunyi dia makan ubi kayu mentah dan makan ikan-ikan di sungai kecil," terangnya.
BACA JUGA: Rekomendasi PDI Perjuangan Bagi Koalisi Banten Maju Bersama
Untuk bertahan hidup selama di hutan sendirian. JK kerap makan umbi-umbian dan menangkap ikan di sungai kecil di dekat kebun kopi milik bapak nya. JK bertahan hidup dengan seorang diri, tanpa ada mengganggu warga sekitar.