PEMATANG AUR, Radarseluma.disway.id - Wakil Bupati (Wabup) Seluma Drs Gustianto yang juga merupakan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Seluma menyampaikan meminta agar angka kemiskinan ditinjau ulang. Menurut Wabup penilaian yang dilakukan ini tidaklah objektif. Kendati demikian menurut Wabup Angka kemiskinan Kabupaten Seluma di tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 0,36 persen dari tahun sebelumnya. Persentase penduduk miskin di Kabupaten Seluma mengalami penurunan dari 18,36 persen pada bulan Maret 2022 menjadi sebesar 18 persen. Tidak hanya itu menurut Gustianto jumlah pendapatan perkapita masyarakat pada tahun 2023 juga mengalami peningkatan.
Namun siapa sangka penurunan tersebut tidak membuat Seluma lepas dari predikat paling miskin di Provinsi Bengkulu.
“Ini sebenarnya angka kemiskinan ini perlu kita tinjau ulang lagi. Artinya awalnya kita ini di angka 18,36 persen. Dan kini sudah menurun jadi 18 persen. Bahkan Kabupaten Seluma pada tahun 2022 masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem. Tapi alhamdulillah saat ini kemiskinan ekstrem tidak lagi di Kabupaten Seluma," kata Gustianto, kemarin (13/5).
"Ini kita minta nanti agar yang melakukan pendataan ekonomi agar objektif. Karena kalau tolak ukurnya berapa kali sehari makan saya rasa itu kurang objektif," sambungnya.
BACA JUGA:Lomba Kendaraan dan Rumah Dinas Ajang untuk Penertiban Aset di Seluma
BACA JUGA:Pilkada Seluma Dipastikan Tanpa Paslon Perseorangan
Ya, seperti yang diketahui tolak untuk dalam menentukan angka kemiskinan itu adalah jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh. Minimal per hari itu harus masuk 200 kalori. Kalau di bawah 200 maka dengan metode pendataan yang dilakukan maka akan masuk dalam kategori miskin.
Pendapatan perkapita juga mengalami peningkatan. Yang mana pada tahun 2022 sebesar Rp25.578,28 menjadi Rp26.824,11 Secara umum kenaikan persentase penduduk miskin pada periode 2019-2022 masih dipicu oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia tidak terkecuali wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Seluma. Tidak hanya itu indeks pembangunan manusia juga mengalami penurunan yang sebelumnya 70,27 persen kini menjadi 69,74 persen.