" Harga cabai masih tinggi karena banyak faktor, salah satunya cuaca yang kurang mendukung, kan sebelumnya musim panas lumayan lama jadi banyak petani yang enggan nanam cabe takut gagal panen, untuk harga sendiri sebenarnya tidak menentu kalau di dalam kota harga masih tinggi kita jual di Bengkulu, kalau harga tinggi diluar kota harga bagus kita jual keluar kota. Terakhir panen kita mendapatkan hasil jual Rp 130 juta" kata Nanda.
Sementara itu, saat ini petani cabe memang untung karena dijual dipasaran harga cabai merah Rp 78 ribu - Rp 80 ribu per kg. Semenjak berita ini ditulis harga cabai merah masih belum normal dipasaran.
Di perkebunan cabe di Rimbo Kedui ini satu kali panen membutuhkan karyawan mencapai 140 orang.
Di Ilir Talo, Warga Manfaatkan Lahan Pekarangan Tanam Cabe
Disisi lain , Yayan petani Cabe dari Ilir Talo menjelaskan bahwa ia mengopor ke toke diharga Rp 45 ribu - Rp 50 ribu perkilogram. Disampaikannya kemungkinan perbedaan harga cabe terletak pada kualitas cabe.
" Kami menjual untuk sekitar sinilah tidak dijual keluar daerah, karena cabe yang saya tanam memanfaatkan area sekitar pekarangan rumah, kalau panen kali ini dapat sekitar 75 kg. Kalau untuk menanam cabe disini sudah susah cari lahan kosong, karena kebanyakan disini lahan susah ditanam kelapa sawit" singkat Yayan.