Simbol kemewahan, kepemilikan Rolls-Royce Phantom juga memunculkan pertanyaan etis seputar kesenjangan sosial. Dalam sebuah masyarakat di mana masih banyak yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar, apakah investasi sebesar Rp 67 miliar untuk sebuah kendaraan merupakan pilihan yang tepat?
Artis-artis terkenal seringkali menjadi influencer dalam hal tren konsumsi, dan pilihan mereka untuk memiliki kendaraan mewah dapat memberikan dampak besar pada pandangan masyarakat terhadap keberhasilan dan kekayaan. Pertanyaannya, apakah ini merupakan bentuk kontribusi positif terhadap ekonomi lokal ataukah lebih merupakan demonstrasi pribadi?
Selain itu, muncul juga pertanyaan tentang prioritas investasi. Apakah dana sebesar itu tidak sebaiknya dialokasikan untuk proyek-proyek sosial, pendidikan, atau program kesejahteraan yang dapat memberikan dampak lebih besar bagi masyarakat luas?
Menggali tren kepemilikan Rolls-Royce Phantom oleh artis terkenal, penting untuk mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi yang dihasilkannya. Mungkin saatnya bagi masyarakat untuk lebih kritis dalam menilai apakah simbol kemewahan ini sejalan dengan nilai-nilai keadilan sosial dan apakah ada alternatif investasi yang lebih bermakna.(apr)