Ia juga sosok yang tidak sibuk dengan urusan duniawi, kendati ia merupakan seorang khalifah. Umar bahkan rela berkeliling mencari rakyatnya yang miskin, dan menyedekahkan sebagian hartanya untuk kepentingan kaum Muslimin.
Kendati ia merupakan seorang khalifah, Umar suka menambal bajunya dengan kulit, dan terkadang membawa ember di pundaknya. Kendaraannya adalah keledai tak berpelana, hingga membuat heran pastur Jerusalem saat berjumpa dengannya.
Umar jarang tertawa dan bercanda, bahkan di cincinnya terdapat tulisan “Cukuplah kematian menjadi peringatan bagimu hai Umar (kafaa bil mauti waa’izhon yaa ‘Umar).”
Tak heran jika Umar bin Khattab menjadi salah satu Sahabat yang telah mendapatkan ‘paling’ di surga. Ya, ketika Umar masih hidup di dunia bersama Rasulullah SAW dan para sahabatnya, istana untuknya telah disiapkan di surga.
Diriwayatkan dari Said bin Al-Musayyib bahwa Abu Hurairah berkata, ketika kami berada di sisi Rasulullah SAW, beliau bersabda,
بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ رَأَيْتُنِى فِى الْجَنَّةِ، فَإِذَا امْرَأَةٌ تَتَوَضَّأُ إِلَى جَانِبِ قَصْرٍ، فَقُلْتُ لِمَنْ هَذَا الْقَصْرُ فَقَالُوا لِعُمَرَ بْنِالْخَطَّابِ، فَذَكَرْتُ غَيْرَتَهُ ، فَوَلَّيْتُ مُدْبِرًا » فَبَكَى عُمَرُ وَقَالَ أَعَلَيْكَ أَغَارُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
“Sewaktu tidur aku bermimpi seolah-olah aku sedang berada di surga. Kemudian aku melihat seorang wanita sedang berwudhu di sebuah istana (surga), maka aku pun bertanya, ‘Milik siapakah istana ini?’ Wanita-wanita yang ada di sana menjawab, ‘Milik Umar.’ Lalu aku teringat dengan kecemburuan Umar, aku pun menjauh (tidak memasuki) istana itu.” Umar radhiallahu ‘anhu menangis dan berkata, “Mana mungkin aku akan cemburu kepadamu wahai Rasulullah,” (HR. Bukhari, no. 3242 dan Muslim, no. 2395).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda,