Radar Seluma.Disway.id -Pas prajurit Kerajaan Aceh melompat ke daratan dari kapal-kapal mereka. Para prajurit Aceh segera disambut oleh serangan pasukan Kerajaan Serut yang memang telah menunggu.
BACA JUGA: Dinas Parawisata Bengkulu Selatan Minta Camat Ikut Promosi Wisata
Sehingga terjadilah peperangan hebat antara kedua pasukan. Dengan siasat cerdik Raja Anak Dalam Muara Bengkulu, kehebatan pasukan Kerajaan Aceh, mampu diimbangi oleh pasukan Kerajaan Serut.
Cukup lama peperangan tersebut berlangsung tanpa ada tanda-tanda pasukan mana akan unggul dan pasukan mana akan kalah.
Sudah banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak namun, kedua kekuatan tampak seimbang.
Melihat peperangan tidak berkesudahan tersebut, Raja Anak Dalam Muara Bengkulu merasa sedih. Ia tidak sanggup melihat begitu banyak korban berjatuhan.
Akhirnya dengan diiringi oleh keenam adiknya, kerabat keluarga kerajaan, dan beberapa pengikut setianya, Raja Anak Dalam Muara Bengkulu kemudian pergi ke Gunung Bungkuk.
Mereka tinggal di gunung tersebut hingga peperangan berakhir.
Karena tidak ada tanda-tanda pasukan mana akan menang, akhirnya peperangan itupun berakhir sendirinya. Kedua belah pihak sepakat untuk berdamai, tidak melanjutkan peperangan.
Sejak peperangan dahsyat tersebut, wilayah Kerajaan Serut kemudian berubah penyebutan namanya.