Radar Seluma, Disway.id. Propinsi memiliki 9 Kabupaten dan 1 Kota memiliki banyak akan kekayaan lokal baik itu budaya, wisata hingga makanan khas di masing-masing Kabupaten Kota kali ini Radar Seluma mencoba menggali salah satu makanan khas Kabupaten Mukomuko, jika berkunjung ke Kabupaten Mukomuko jangan lupa mencicipi makanan khasnya salah satunya yaitu sambal rendang lokan. Lokan atau kerang ini merupakan menurut riwayat cerita turun temurun merupakan 'kasur' buaya saat tidur di sungai.
Sambal rendang lokan atau rendang lokan merupakan makanan khas Kabupaten Mukomuko Propinsi Bengkulu yang berbatasan langsung dengan Propinsi Sumatra Barat daerah Pesisir.
BACA JUGA: Berhasil Turunkan Angka Stunting, Kepala BKKBN RI Kunjungi Manna BS
Makanan ini terbuat dari kerang yang berasal dari sungai.
Konon cerita leluhur orang Mukomuko lokan atau kerang yang ada di sungai ini kerap menjadi alas buaya saat tidur di dalam sungai, namun saat ini itu merupakan agenda rakyat Mukomuko
Sambal atau rendang lokan ini, merupakan makanan yang yang dibuat dari kerang, santan kelapa, dan bumbu-bumbu. Kerang direndam selama satu hari agar menghilangkan aroma tanah di dalamnya. Daging kerang dilepaskan dari cangkangnya selanjutnya di cuci dan direbus selama 4 jam.
Lokan kemudian dimasak bersama bumbu rempah hingga bumbunya meresap kental dan menjadi kering atau jadi sambal lokan.
Bahkan sebagian warga Mukomuko Lokan merupakan berprofesi sebagai mata pencarian untuk menambah penghasilan keluarga yang cukup menjanjikan apalagi Kabupaten Mukomuko lokal masih banyak dan mudah di dapat,
Sambal lokan atau rendang lokan ini, memiliki aroma dan rasa yang khas dibanding rendang lainnya. Karenanya masakan ini menjadi menu favorit masyarakat Mukomuko terutama pada saat idul fitri. Rendang lokan ini biasanya dimakan setelah sholat idul fitri dan dipadukan dengan lontong atau nasi.
BACA JUGA:Dilaporkan ke Aswas, Kajari Seluma Siap Berikan Penjelasan
Lokan ini, cukup banyak ditemui di Kabupaten Mukomuko, karena daerah ini banyak sungai yang besar sehingga banyak terdapat lokan. Para perajin samba lokan tidak takut kehabisan bahan baku, apa lagi sebagian besar warga di sana banyak yang menjadi
Nelayan lokal.