"Sudah juga kami hadirkan. Setelah pemilik lahan awal hadir. Kades kemudian menyampaikan hendak menyurati dan menunggu dari Dinas Kelautan dan Tata Ruang dan itu juga sudah hadir tetapi tidak juga bisa diterbitkan SKT," sambungnya.
Setelah dihadirkan ke lokasi lahan yang ingin di-SKT-kan dijelaskan Juli Dinas Kelautan menyampaikan bahwa itu tidak masuk dalam wewenang mereka.
" Kalau dari tata ruang sudah dicek langsung pakai GPS dan mereka menyampaikan tidak masuk cagar alam. Tetapi tetap saja Kades belum mau menerbitkan SKT," tukasnya.
Sementara itu Suprida Kades Pasar Ngalam saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa dirinya bukan mempersulit melainkan masih menunggu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk mengecek lokasi tersebut. Mengingat Pasar Ngalam berada di sekitar kawasan Cagar Alam.
"Mohon maaf sebelumnya pak, bukan dipersulit tapi menunggu BKSDA Provinsi turun ke lokasi dulu," urainya.
Dikonfirmasi mengenai ada lahannya disekitar lokasi yang digarap beliau menjawab tidak ada, disitu ada tanah kakaknya bukan kepemilikan dirinya.
" memang benar disana ada tanah yang sudah bersertifikat yang bersebelahan dilokasi tersebut namun saya belum berani karena takut masuk CA dan hutan Mangrove" sampainya.