Masyarakat lunjuk secara turun menurun mesih memanfaatkan tebat tersebut sebagai ajang nangguk ikan setahun sekali atau tepatnya saat hari raya Idul Adha saja, selebihnya boleh dikatakan nyaris tak bermanfaat, bahkan masyarakatpun tidak boleh mengabil ikan baik dengan cara memancing, menjaring, menjala ataupun cara lainnya.
Beberapa tahun belakan Tebat Ratu mulai dilirik dan akan dijadikan tempat wisata atau persinggahan bagi pengguna jalan. Bangunanpun mulai berdiri seperti anjungan, auning, serta merek wisata.
Kedepannya tebat ratu akan disulap dari tempat mengangguk ikan setahun sekali menjadi tempat menangguk rupiah setiap saat bagi masyarakat khususnya warga lunjuk.