"Ini sangat penting karena sekarang eranya digitalisasi, dan ini harapan saya yang nantinya akan di-follow up oleh perguruan tinggi dengan SEVIMA Platform," ungkap Prof. Saiful.
Andry Huzain menambahkan bahwa otomatisasi administrasi, digitalisasi kampus, dan kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai data serta kebutuhan pendidikan tinggi, telah menjadi spesialisasi SEVIMA selama 20 tahun. SEVIMA juga telah membuktkikan keberhasilan digitalisasi tersebut bersama lebih dari 800 kampus mitra SEVIMA di seluruh Indonesia.
"Akreditasi dulunya sering jadi keluhan. Tapi persiapan akreditasi perguruan tinggi dan prodi hanya tinggal tarik data saja, tanpa harus lembur berhari-hari, itu sudah bisa dilakukan dengan SEVIMA Platform. Mei nanti juga akan dirintis modul Beban Kerja Dosen (BKD) di SEVIMA Platform yang akan memulai integrasi pelaporan data dosen ke sistem pemerintah, merespon aturan baru terkait administrasi dosen," ujarnya.
BACA JUGA:IDI Dampingi Kasus Kekerasan Terhadap Dokter Internship di Lampung Barat
*2. Kembangkan Kampus dengan Kehadiran Pakar dan Publikasi*
Proses digitalisasi dan pengembangan kampus tentunya tidak bisa dikerjakan sendiri. Prof. Saiful menyebutkan, sangat diperlukan kolaborasi dengan para pakar termasuk dari dunia usaha dan dunia industri yang dapat memberi masukan kepada kampus. Sehingga kurikulum dan lulusan kampus akan sesuai dengan kebutuhan industri.
Oleh karenanya, pengembangan kampus dengan kehadiran pakar dan publikasi dari luar kampus sangatlah dibutuhkan.