"Setahu saya, saya saja sudah tiga tahun bersawah di sini. Sehingga sudah lebih kurang tiga tahun ini serangan hama tikus sudah sangat parah. Terkadang ada yang sampai gagal panen. Selain hama tikus, juga terkena serangan hama wereng," sampainya.
Awalnya sejak penanaman, kondisi padi sempat berkembang dengan baik. Hanya saja beberapa pekan terakhir saat padi sudah mulai berbulir, muncul hama wereng.
Sehingga membuat padi menjadi kering. Tak hanya itu juga, hama tikus juga muncul merusak tanaman padi para petani. Hal tersebut sontak membuat para petani banyak yang terancam akan gagal panen.
"Awalnya perkembangan padi cukup bagus. Namun saat padi mulai nyoloti, muncul wereng sehingga kini padi terancam. Perkembangannya cukup cepat," ujarnya.
Bahkan tidak sedikit para petani yang terpaksa harus memanen padi mereka lebih dini, untuk mengurangi kerugian yang lebih besar.
Para petani sempat melakukan upaya pengendalian hama wereng dan tikus, setelah mengetahui wereng menyerang tanaman padi. Para petani langsung berusaha melakukan pengendalian dengan menyemprotkan pestisida. Hanya saja, untuk mengatasi hama wereng tersebut memang sangat sulit.
"Seketika itu langsung kita kendalikan dengan menyemprotkan pestisida berkali-kali. Hanya saja, dari satu koloni mati muncul koloni-koloni wereng yang lebih banyak. Untuk mengatasi wereng memang susah dibandingkan dengan hama lainnya," terangnya.