ILIR TALO - Harga pupuk non subsidi tidak turun turun, bahkan cenderung naik. Ini membuat masyarakat petani mengalami kesulitan. Dimana harga pupuk non subsidi ini semakin tinggi, sementara hasil petani tidak naik. Sehingga tidak lagi sesuai. Seperti yang disampaikan Julhendezal dikonfirmasi Radar Seluma kemarin (22/8), dikatakannya sekarang ini pupuk KCL harga per satu sak Rp 1.000.000 juta berisi 50 Kg, sedangkan pupuk TSP dalam satu sak Rp 950.000 ribu rupiah, pupuk Mutiara mencapai Rp 950.000/ karung, sementara pupuk Urea Rp 650.000 per satu sak. ‘’Bukan semakin turun bahkan harga semakin naik. Kami harus menjual sesuai dengan harga took,’’jelas Julhendezal. Dikatakannya, dengan harga TBS sawit anjlok membuat para petani kesulitan. ‘’Kami, penjual pupuk tidak bisa berbuat apa-apa memang harga cukup tinggi. Apalagi pupuk urea yang sering digunakan oleh masyarakat untuk memumpuk tanamana baik sawit maupun tanaman padi. Sekarang harga cukup tinggi dalam satu karung mencapai Rp 650.000 ribu. Harga pupuk juga tidak tetap. Dalam satu minggu harga pupuk urea tersebut bisa berubah, harga inilah membuat petani kesulitan. Akibatnya penjualan juga sulit. Petani tidak memupuk sawitnya,’’jelasnya. Sementara untuk pupuk subsidi, susah didapat. Apa lagi sawit dilarang pemerintah menggunakan pupuk subsidi. ‘’Petanisedang kebingungan. Mencari pupuk bersubsidi susah. Sementara pupuk non subsidi mahal dan semakin mahal,’’jelasnya. (apr)
Pupuk Mutiara Tembus Rp 950.000/Sak di Ilir Talo
Senin 22-08-2022,17:37 WIB
Editor : admin5131radarseluma
Kategori :