LUBUK LINTANG - Hingga sat ini, kelangkaan gas subsidi masih terjadi di wilayah Kabupaten Seluma. Hal tersebut terlihat dari antrian panjang yang terjadi di sebuah pangkalan gas yang berda di wilayah Kelurahan Lubuk Lintang, Kecamatan Seluma Kota. Bahkan kekosongan penjualan gas yang saat ini terjadi di setiap warung pengecer yang berada di wilayah Kabupaten Seluma. Hal tersebut sontak membuat masyarakat kesulitan untuk mendapatkan pasokan gas, untuk kebutuhan keseharian.
Dari pantauan Radar Seluma di lokasi pangkalan gas Nely Hartati yang berada di Kelurahan Lubuk Lintang, pada Rabu (14/10) pagi. Terlihat lokasi pangkalan dipenuhi oleh warga yang sedang antrian untuk mendapatkan pasokan gas elpiji. Masyarakat rela untuk mengantri berjam-jam, bahkan harus melakukan pemesanan atau menitipkan tabung gas mereka terlebih dahulu kepada pihak pangkalan. Walaupun diakui oleh pihak pangkalan, jika pasokan gas memang datang setiap harinya. Hanya saja pasokan yang diterima tidak mencukupi kebutuhan gas untuk masyarakat. Lantaran pasokan gas yang masuk telah sesuai dengan kontrak yang dimiliki oleh pihak pangkalan. \"Setiap hari masuk, tadi (Kemarin, Red) baru masuk sekitar pukul 09.30 WIB. Masyarakat ngantri sudah sejak pukul 08.00 WIB. Terpaksa kita lakukan sistem pembagian seperti ini,\" kata Nely yang diketahui merupakan istri pemilik Pangkalan gas saat dikonfirmasi Radar Seluma.
Untuk mengantisipasi adanya keributan, pemilik Pangkalan gas melakukan sistem antri setelah seluruh pasokan gas diturunkan dari mobil pengiriman. Pemilik melakukan pemanggilan satu persatu masyarakat yang memang telah hadir. Setiap orangnya diberikan jatah oleh pemilik Pangkalan sebanyak satu sampai tiga gas.
Diakui pemilik Pangkalan, jika kelangkaan gas ini terjadi sejak dua Minggu belakangan ini. Hal tersebut terjadi lantaran adanya pengurangan kontrak dari pihak Pertamina. Setiap harinya di setiap pangkalan hanya mendapatkan jatah sebanyak 60 tabung gas saja. Sehingga untuk di wilayah Kecamatan Seluma Kota memiliki dua pangkalan, sehingga setiap harinya pasokan gas untuk di wilayah Kecamatan Seluma Kota hanya mendapatkan sebanyak 120 tabung gas. \"Setiap pangkalan dijatah 60 tabung. Biasanya sebelum adanya kelangkaan berapa yang diminta selalu dipenuhi,\" ujarnya.
Terkait dengan harga jual pertabungnya di pangkalan tak terjadi kenaikan. Pangkalan melakukan penjualan gas pertabungnya sebesar Rp 17.000. Diakui pemilik Pangkalan, jika kelangkaan gas memang kerap terjadi setiap akhir tahun. Dengan demikian, pihak pemilik Pangkalan mengharapkan kepada pihak Pemerintah untuk dapat melakukan penambahan kontrak pasokan gas untuk di wilayah Kabupaten Seluma. Hal tersebut lantaran diakuinya jika pada saat ini untuk kebutuhan gas untuk di wilayah Kabupaten Seluma meningkat. \"Inilah kendala kita saat ini. Kami harapkan kepada pihak pemerintah untuk menambah kontrak untuk di wilayah Seluma. Setiap Minggu pemakai bertambah,\" tambah Rusdi.
Harga Melonjak, Disperindagkop Melempem
SEMENTARA ITU Kelangkaan elpiji 3 kg di Kabupaten Seluma belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun Dinas Perindagkop dan UKM menduga kuota elpiji 3 kg Seluma di kirim ke luar kabupaten Seluma. Pasalnya, setelah di kroscek tidak ada pengurangan pengiriman kuota untuk Seluma dari Pertamina. \"Secepatnya kita akan meminta klarifikasi dari Pertamina terlebih dahulu. Sedangkan dari sejumlah agen yang ada tidak ada pengurangan,\" kata Kepala Disnas Perindagkop dan UKM Seluma, H Mulyadi S.Sos MM kepada wartawan, kemarin. Ditambahkannya bahwa, jika tetap berlanjut direncanakan akan dilakukan operasi pasar. Namun tetap terlebih dahulu meminta klarifikasi dan meminta penambahan kuota elpiji 3 kg ke Pertamina. \"Kita bisa saja melakukan operasi pasar terhadap keberadaan gas elpiji ini. Namun, tetap saja meminta persetujuan dengan Pertamina,\" ujarnya. Menurutnya, kelangkaan gas elpiji 3 kg ini bukan hanya terjadi di kabupaten Seluma. Khusus di Provinsi Bengkulu memang langka. Kemungkinan adanya penimbunan sangat kecil. Namun, besar kemungkinan adanya pasokan kuota elpiji di kabupaten Seluma dijual ke kabupaten lain. \"Kita sudah panggil pihak agen, namun tidak ada pengurangan dari pertamina. Jadi, ke depan kita akan langsung Koordinasikan langsung ke Pertamina,\" tandasnya. Menurutnya, ada dua agen resmi di kabupaten Seluma yaitu Seluma Indah Mentari dan Seluma Mitra Gas. Kedua agen inilah yang memasok elpiji ke pangkalan. Berkaitan dengan banyaknya pengecer yang menjual diatas Harga Eceran Tertinggi (HET), Mulyadi menyampaikan bahwa pihaknya tidak bisa menindak. Karena, kenaikan harga elpiji tersebut, dikarenakan elpiji langka dan masyarakat sangat membutuhkan. \"Sebenarnya tidak boleh menjual diatas HET. Tapi kan, kita juga tidak bisa melarang mereka,\" tandasnya. Jawaban ini tentu akan semakin meresahkan. Sebab jika kelangkaan berlanjut dan harga gas elpiji terus melonjak. Maka masyarakat pengguna elpiji subsidi akan semakin kesulitan. Seharusnya pemerintah daerah melalui Disperindagkop bisa melakukan penekanan terhadap sub agen dan pengecer agar tidak menjual harga Elpiji di atas HET yang telah ditetapkan. Bukan malah seolah membiarkan gas elpiji dijual dengan harga tinggi dipasaran. Kemarin, salah satu sumber Radar Seluma mendapati informasi jika harga tabung gas subsidi saat ini sudah melampaui HET. Yakni berkisar 20 hingga 27 ribu rupiah. Inilah yang dikhawatirkan masyarakat. Jika kelangkaan berlanjut maka harga akan semakin tinggi dan semakin menyulitkan masyarakat pengguna elpiji subsidi. (ctr/ndi)