Pakaian Adat Rejang: Warisan Leluhur yang Sarat Filosofi, Identitas, dan Nilai Moral
Radarseluma.disway.id - Pakaian Adat Rejang: Warisan Leluhur yang Sarat Filosofi, Identitas, dan Nilai Moral--
Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Indonesia dikenal sebagai negeri dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Salah satu warisan budaya yang tak ternilai harganya adalah pakaian adat. Setiap daerah memiliki pakaian adat dengan ciri khas, makna, dan filosofi yang mendalam. Di Provinsi Bengkulu, khususnya masyarakat Rejang, pakaian adat tidak hanya sebatas busana, melainkan simbol identitas, sejarah, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Jika pakaian pengantin Rejang biasa dipakai pada prosesi pernikahan, maka pakaian adat Rejang lainnya juga memiliki peran penting dalam berbagai acara adat, budaya, hingga keagamaan. Ia hadir sebagai lambang kehormatan, penghormatan terhadap leluhur, serta wujud nyata rasa kebersamaan masyarakat Rejang. Untuk memahami lebih dalam, kita perlu menelusuri asal-usul, bentuk, makna filosofis, serta pesan moral yang terkandung dalam pakaian adat Rejang tersebut.
Asal Usul Pakaian Adat Rejang
Masyarakat Rejang merupakan salah satu suku besar di Bengkulu yang mendiami beberapa kabupaten seperti Rejang Lebong, Lebong, Kepahiang, dan sebagian wilayah Bengkulu Utara. Sejak dahulu, masyarakat Rejang telah memiliki sistem adat yang kuat, termasuk dalam hal pakaian tradisional.
Pakaian adat Rejang muncul sebagai bagian dari kebutuhan masyarakat dalam menandai status sosial, acara adat, dan ritual keagamaan. Dahulu, kain dan ornamen pakaian adat Rejang ditenun dengan cara tradisional dari serat alam. Warna-warna yang digunakan pun tidak sembarangan, melainkan dipilih sesuai simbol tertentu seperti keberanian, kesucian, dan kesejahteraan.
Keberadaan pakaian adat ini semakin kokoh karena selalu digunakan dalam acara adat yang sakral, seperti tari Kejei (tarian khas Rejang yang biasanya dipentaskan dalam acara syukuran atau pesta adat besar). Hal ini menunjukkan bahwa pakaian adat Rejang tidak hanya sekadar “busana,” melainkan bagian dari sistem budaya yang mengikat masyarakatnya.
BACA JUGA:Pakaian Adat Pengantin Serawai: Warisan Agung Leluhur yang Hidup di Setiap Resepsi Pernikahan
Bentuk dan Ciri Khas Pakaian Adat Rejang
Pakaian adat Rejang umumnya terdiri dari pakaian pria dan wanita dengan keunikan masing-masing:
1. Untuk Pria
• Menggunakan baju lengan panjang berbahan beludru atau kain tenun.
• Dipadukan dengan celana panjang berwarna gelap, biasanya hitam.
• Dilengkapi kain songket yang diselempangkan di bahu atau diikatkan di pinggang.
• Hiasan kepala berupa ikat kepala khas Rejang atau destar, yang melambangkan kewibawaan.
2. Untuk Wanita
• Memakai kebaya atau baju kurung berbahan songket khas Rejang.
Sumber: