Hijrah dari Dendam ke Lapang Dada: Menemukan Kedamaian Sejati di Jalan Allah

Hijrah dari Dendam ke Lapang Dada: Menemukan Kedamaian Sejati di Jalan Allah

Radarseluma.disway.id - Hijrah dari Dendam ke Lapang Dada: Menemukan Kedamaian Sejati di Jalan Allah--

"Hijrah Batin yang Tak Terlihat, Tapi Terasa"

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Hijrah bukan hanya perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, namun juga perubahan batin dari kegelapan menuju cahaya. Salah satu bentuk hijrah batin yang paling berat namun sangat mulia adalah hijrah dari dendam menuju kelapangan dada. Dendam adalah bara dalam jiwa yang membakar pelan-pelan, menggerogoti hati, dan menjauhkan seseorang dari ketenangan serta keridhaan Allah. Dalam bulan Muharam yang penuh hikmah dan menjadi momentum hijrah, saatnya kita merenungi dan mengamalkan hijrah menuju hati yang lebih luas dan bersih dari penyakit hati.

Dendam: Racun yang Membunuh Dalam Diam

Dendam muncul dari rasa tersakiti yang tak diobati. Ketika seseorang memilih menyimpan luka dan tidak memaafkan, ia sejatinya tengah mengikat dirinya dalam rantai emosi negatif. Dendam bukan hanya menyakitkan bagi yang disimpan, tapi juga memperberat langkah hidup. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan kita agar tidak membalas keburukan dengan keburukan, tapi dengan kebaikan.

"وَلَا تَسْتَوِي ٱلْحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ ۚ ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ"

Artinya: “Tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Balaslah (kejahatan itu) dengan sesuatu yang lebih baik; maka tiba-tiba orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan seakan-akan telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fussilat: 34)

Ayat ini menegaskan bahwa membalas kejahatan dengan kebaikan bukan hanya akan menghentikan lingkaran dendam, tetapi juga menciptakan persaudaraan yang hakiki.

BACA JUGA:Menjadi Muslim yang Menebar Manfaat Lewat Hijrah: Transformasi Diri Menuju Kebaikan Umat

Memaafkan: Jalan Mulia yang Dicontohkan Nabi

Nabi Muhammad Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam memaafkan. Dalam peristiwa Fathu Makkah, ketika Rasulullah menaklukkan kota yang dulu menindas beliau dan para sahabat, beliau berkata kepada penduduk Quraisy:

"اذْهَبُوا فَأَنْتُمُ الطُّلَقَاءُ"

Artinya: “Pergilah kalian, karena kalian semua bebas.” (HR. al-Baihaqi dalam Dala'il al-Nubuwwah)

Padahal mereka adalah orang-orang yang dulu memusuhi, menyiksa, bahkan mengusir Rasulullah dari tanah kelahirannya. Namun, beliau memilih untuk tidak membalas dendam, melainkan memberikan maaf total.

Sikap ini adalah wujud kelapangan dada yang luar biasa. Inilah hijrah hati yang sesungguhnya meninggalkan hasrat membalas demi kasih sayang dan kedamaian yang lebih besar.

Lapang Dada: Anugerah Bagi yang Ikhlas

Kelapangan dada adalah tanda jiwa yang matang dan hati yang bersih. Seseorang yang mampu memaafkan bukan berarti lemah, tapi ia lebih kuat karena mampu menaklukkan hawa nafsu dan ego.

"فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۚ"

Artinya: “Barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syura: 40)

Pahala dari Allah adalah balasan terbaik bagi mereka yang berhijrah dari dendam ke kelapangan dada. Bukan hanya itu, hati mereka akan dihiasi dengan ketenangan, tidak dibayangi oleh kemarahan atau kebencian.

BACA JUGA:Membangun Surga Kecil: Menumbuhkan Lingkungan Islami dalam Rumah Tangga

Hadits tentang Kuatnya Orang yang Mampu Menahan Amarah

Dendam sering kali muncul karena amarah yang tak terkendali. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa kekuatan sejati bukan pada otot dan fisik, melainkan pada kemampuan menahan marah.

"لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ"

Artinya: “Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi yang kuat adalah orang yang mampu menahan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika kita mampu menahan marah dan memaafkan, berarti kita telah mencapai kekuatan batin yang luar biasa—itulah bentuk hijrah batin dari dendam menuju kedamaian.

Manfaat Hijrah dari Dendam ke Lapang Dada

1. Ketenangan Jiwa: 

Hati yang memaafkan akan lebih ringan dan bahagia.

2. Panjang Umur dan Kesehatan: 

Ilmu medis menyatakan bahwa orang yang mudah memaafkan cenderung lebih sehat secara fisik dan mental.

3. Mempererat Ukhuwah: 

Umat Islam dituntut menjaga ukhuwah. Memaafkan adalah fondasinya.

4. Dekat dengan Allah: 

Semakin lapang dada, semakin dekat kita dengan sifat-sifat Allah yang Maha Pengampun.

Hijrah yang Menguatkan dan Membebaskan

Hijrah dari dendam ke lapang dada adalah proses pembebasan diri. Ini adalah jihad yang tidak tampak oleh mata, tapi terasa besar dalam hati. Dalam setiap luka yang kita maafkan, Allah menyiapkan pahala yang tak terhingga. Dalam setiap amarah yang kita kendalikan, Allah menambahkan cinta-Nya.

Hijrah ini tidak mudah, tapi ia mungkin dilakukan jika kita sungguh-sungguh ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan dekat dengan Allah. Mari kita manfaatkan momentum bulan Muharam sebagai waktu terbaik untuk meninggalkan luka lama dan menyambut hidup baru yang penuh kedamaian.

Wujudkan Hijrah Batin Menuju Ridha Ilahi

Hijrah dari dendam ke lapang dada adalah jalan menuju kedewasaan spiritual. Saat kita mampu memaafkan, sesungguhnya kita sedang meraih kebebasan sejati. Karena dendam hanya akan membuat kita terus terikat oleh masa lalu. Maka, jadilah pemaaf, sebagaimana Allah pun Maha Pemaaf.

"وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ"

Artinya: “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 22)

Mari berhijrah. Bukan hanya dengan kaki, tapi juga dengan hati. (djl) 

Sumber:

Berita Terkait