Membumikan Semangat Hijrah: Menghidupkan Nilai-Nilai Hijrah dalam Kehidupan Sosial
Radarseluma.disway.id - Membumikan Semangat Hijrah: Menghidupkan Nilai-Nilai Hijrah dalam Kehidupan Sosial--
Reporter: Juli Irawan
Ayat ini menegaskan pentingnya berpindah dalam arti meninggalkan kebohongan, kedzaliman, dan kebiasaan buruk menuju kejujuran, keadilan, dan ketakwaan. Maka, hijrah sosial ialah bagaimana kita membawa semangat perubahan positif itu ke dalam interaksi kita di tengah masyarakat.
Makna Hijrah dalam Konteks Sosial
Secara bahasa, hijrah berarti meninggalkan sesuatu menuju yang lain. Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan
الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
Artinya: “Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah.” (HR. Bukhari, no. 10)
Makna ini menunjukkan bahwa hijrah bukan hanya pindah tempat, tetapi transformasi diri khususnya dalam kehidupan sosial dengan meninggalkan perilaku buruk seperti fitnah, dengki, adu domba, dan kebiasaan tidak bermanfaat lainnya.
BACA JUGA:Muharram: Momentum Awal Tahun untuk Meningkatkan Kualitas Shalat
Relevansi Hijrah bagi Kehidupan Bermasyarakat
Nilai hijrah menuntun kita untuk mengubah diri dan masyarakat secara bersamaan. Rasulullah SAW tidak hanya hijrah untuk menyelamatkan diri, tetapi juga membangun tatanan masyarakat madani di Madinah yang penuh keadilan, persaudaraan, dan kepedulian sosial.
Terdapat beberapa bentuk hijrah sosial yang perlu kita tanamkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Hijrah dari Individualis ke Kolektivis
Dari hanya memikirkan diri sendiri menuju kepedulian pada tetangga, teman, dan sesama Muslim. Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya: “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari, no. 13; Muslim, no. 45)
Sumber: