Makna Filosofi Rangkaian Perjalanan Haji Bagi Umat Muslim
Radarseluma.disway.id - Makna Filosofi Rangkaian Perjalanan Haji Bagi Umat Muslim--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima dan memiliki kedudukan agung dalam kehidupan seorang Muslim. Allah SWT telah mewajibkan ibadah haji bagi mereka yang mampu melakukannya, baik secara fisik, finansial, maupun keamanan perjalanan. Lebih dari sekadar ritual tahunan, ibadah haji menyimpan makna filosofi yang mendalam. Setiap rangkaian dalam ibadah ini bukan hanya serangkaian gerakan atau bacaan, namun merupakan pelajaran spiritual, moral, dan sosial yang sangat besar bagi kehidupan umat Muslim.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
Artinya: “Dan serukanlah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus, yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” (QS. Al-Hajj: 27)
Seruan ini menggambarkan bagaimana ibadah haji adalah panggilan Ilahi yang disambut oleh jutaan Muslim dari berbagai penjuru dunia untuk memenuhi panggilan-Nya.
BACA JUGA:Keteladanan Pengorbanan dan Keikhlasan Kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.
Filosofi dan Makna Setiap Tahapan Haji
1. Ihram: Simbol Kesucian dan Kesetaraan
Memulai haji dengan memakai ihram adalah simbol bahwa setiap Muslim yang datang ke Tanah Suci melepaskan identitas duniawinya. Pakaian ihram yang sederhana, tanpa jahitan dan seragam bagi semua, menunjukkan bahwa di hadapan Allah ﷻ, semua manusia adalah setara. Tidak ada perbedaan antara kaya dan miskin, pejabat atau rakyat jelata.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim no. 2564)
Ihram adalah awal perjalanan spiritual yang menandakan keikhlasan dan niat suci hanya untuk Allah.
2. Tawaf: Mengelilingi Pusat Tauhid
Tawaf, yakni mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, menggambarkan kehidupan seorang Muslim yang selalu berpusat kepada Allah SWT. Gerakan melingkar yang tiada henti ini melambangkan betapa seluruh aktivitas manusia seharusnya berporos pada tauhid, keimanan, dan ketaatan kepada-Nya.
Ka'bah adalah simbol pusat spiritual umat Islam, dan tawaf memperkuat kesadaran bahwa segala arah dan tujuan hidup harus menuju kepada Allah.
3. Sa’i antara Shafa dan Marwah: Lambang Ikhtiar dan Tawakkal
Sa’i mengingatkan umat Islam pada perjuangan Hajar, istri Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, dalam mencari air untuk anaknya Ismail. Ia berlari dari Shafa ke Marwah sebanyak tujuh kali dalam kondisi kehausan dan keputusasaan, hingga akhirnya Allah menghadirkan air zam-zam.
Sumber: