Menghindari Kemaksiatan Setelah Ramadhan: Menjaga Diri Pasca-Tarbiyah
Radarseluma.disway.id - Menggapai Kesuksesan Spiritual Pasca Ramadhan dengan Menjaga Iman--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah yang membawa umat Islam menuju puncak spiritualitas. Di bulan ini, umat Islam diuji dengan ibadah puasa yang mengajarkan kesabaran, keikhlasan, dan ketakwaan. Selain itu, Ramadhan juga memberikan kesempatan bagi umat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui amal ibadah yang lebih intens, seperti salat tarawih, membaca Al-Qur'an, dzikir, dan doa. Namun, ujian terbesar bukanlah pada bulan Ramadhan itu sendiri, melainkan setelah bulan suci berakhir. Bagaimana kita menjaga diri agar tetap istiqamah dan menghindari kemaksiatan setelah Ramadhan?
Setelah Ramadhan, banyak yang merasakan perubahan dalam diri mereka—baik itu peningkatan spiritualitas maupun penurunan ibadah. Penting bagi kita untuk mempertahankan kebaikan yang kita raih selama bulan suci dan tidak kembali jatuh ke dalam kebiasaan buruk yang sebelumnya kita tinggalkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara menghindari kemaksiatan setelah Ramadhan dengan berlandaskan pada dalil-dalil Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA:Menjadi Muslim yang Selalu Bersyukur
Pengertian Kemaksiatan dalam Islam
Kemaksiatan dalam Islam adalah segala bentuk perbuatan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Hal ini bisa mencakup perbuatan dosa besar seperti zina, mencuri, berbohong, atau berdusta, serta dosa kecil yang jika dilakukan secara terus-menerus bisa menjadi kebiasaan buruk. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa ayat 48 yang mana berbunyi:
"إِنَّ اللَّـهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّـهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا"
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki..." (QS. An-Nisa: 48).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa dosa-dosa kecil, jika dilakukan terus-menerus, dapat mengarah pada perbuatan syirik dan perbuatan maksiat lainnya.
BACA JUGA:Hidup dengan Zuhud dan Tawakal: Kunci Kebahagiaan Hakiki dalam Islam
Pentingnya Menjaga Amal Pasca-Ramadhan
Setelah sebulan penuh kita disucikan oleh ibadah Ramadhan, kita harus berusaha agar tidak kembali jatuh ke dalam kemaksiatan. Sering kali, orang merasa bahwa ketika Ramadhan berakhir, mereka dapat kembali ke rutinitas lama tanpa merasa ada masalah. Padahal, Allah mengingatkan kita dalam Al-Qur'an untuk tetap istiqamah dalam beribadah dan menjauhi perbuatan buruk, baik itu sebelum maupun setelah Ramadhan.
Salah satu prinsip penting dalam agama Islam adalah menjadikan perubahan positif di bulan Ramadhan sebagai momentum untuk perubahan lebih baik di bulan-bulan berikutnya. Dalam hadits Rasulullah SAW, beliau bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari yang berbunyi:
"مَن صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ وَمَن قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ"
Sumber: