Berserah Diri kepada Allah dengan Keyakinan Penuh

Berserah Diri kepada Allah dengan Keyakinan Penuh

Radarseluma.disway.id - Berserah Diri kepada Allah dengan Keyakinan Penuh--

Radarseluma.disway.id - Dalam kehidupan, Manusia sering dihadapkan pada berbagai ujian, kesulitan, dan ketidakpastian. Namun, Islam mengajarkan bahwa setiap Mukmin harus memiliki sikap tawakkal—berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan keyakinan penuh bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya. Tawakkal bukan berarti menyerah tanpa usaha, tetapi menggabungkan usaha maksimal dengan kepercayaan bahwa hasil akhir berada di tangan Allah SWT.

Konsep tawakkal sangat ditekankan dalam Al-Qur'an dan Hadist, karena merupakan bagian dari keimanan kepada takdir Allah SWT (qada dan qadar). Dalam kesempatan ini, kita akan menguraikan makna tawakkal, berdasarkan dalil-dalilnya, serta bagaimana mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Makna Berserah Diri kepada Allah SWT (Tawakkal)

Secara bahasa, tawakkal berasal dari kata وَكَلَ (wakala) yang berarti menyerahkan atau mempercayakan urusan kepada pihak lain. Dalam terminologi Islam, tawakkal berarti menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah melakukan usaha yang maksimal.

Ibn Rajab Al-Hanbali dalam kitabnya Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam menjelaskan bahwa tawakkal adalah:

"Ketergantungan hati yang sebenar-benarnya kepada Allah SWT dalam memperoleh kemaslahatan dan menolak kemudaratan dalam urusan Dunia dan Akhirat."

Jadi, tawakkal bukan sikap pasif atau fatalisme, tetapi bentuk ketundukan kepada Allah SWT setelah menunaikan usaha yang diwajibkan.

BACA JUGA:Doa yang Mustajab di Waktu-Waktu Tertentu

Dalil Al-Qur'an tentang Tawakkal

1. Perintah Bertawakkal kepada Allah SWT 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Ma'idah ayat 23 yang mana berbunyi: 

وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Artinya: "Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakkal, jika kalian benar-benar orang yang beriman." (QS. Al-Ma'idah: 23)

Ayat ini menegaskan bahwa tawakkal adalah salah satu tanda keimanan sejati. Seseorang yang tidak bertawakkal berarti masih ragu terhadap kekuasaan dan kebijaksanaan Allah SWT.

2. Allah Cukup bagi Orang yang Bertawakkal

Sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat At-Talaq ayat 3 Allah SWT berfirman yang berbunyi: 

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Artinya: "Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, maka Dia akan mencukupinya." (QS. At-Talaq: 3)

Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT akan mendapatkan kecukupan dan perlindungan dari-Nya.

BACA JUGA:Meneladani Akhlak Rasulullah di Bulan Ramadhan

Hadis tentang Tawakkal

1. Tawakkal Harus Disertai Usaha

Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang mana berbunyi: 

اعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ

Artinya: "Ikut lah (untamu) dan bertawakkallah kepada Allah." (HR. Tirmidzi No. 2517)

Hadist ini menggambarkan keseimbangan antara usaha dan tawakkal. Seseorang tidak boleh hanya menyerahkan diri kepada Allah SWT tanpa melakukan ikhtiar.

2. Tawakkal akan Membawa Keberkahan

Nabi Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang mana berbunyi:;

لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا، وَتَرُوحُ بِطَانًا

Artinya: "Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang." (HR. Tirmidzi No. 2344)

Hadist ini menegaskan bahwa tawakkal yang benar akan mendatangkan keberkahan dan kecukupan, sebagaimana Allah SWT mencukupi kebutuhan burung yang tetap berusaha mencari makan.

Bagaimana Mengamalkan Tawakkal dalam Kehidupan

Pertama: Meningkatkan Keyakinan kepada Allah

Meyakini bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah.

Mengimani bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana dalam mengatur kehidupan.

Kedua: Berusaha dengan Maksimal

Melakukan ikhtiar yang sesuai dengan syariat, tidak pasrah tanpa usaha, karena usaha adalah bagian dari ibadah.

Ketiga: Berdoa dan Memohon Pertolongan Allah

Selalu berdoa agar diberikan kemudahan dalam usaha, membaca doa tawakkal, seperti yang diajarkan Rasulullah SAW:

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Artinya: "Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Dia sebaik-baik pelindung." (QS. Ali ‘Imran: 173)

BACA JUGA:Mengevaluasi Diri: Apakah Ibadah Kita Sudah Ikhlas?

Keempat: Menjaga Hati dari Keraguan

Tidak mudah putus asa ketika menghadapi kegagalan, meyakini bahwa hasil dari usaha adalah ketentuan terbaik dari Allah.

Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa berserah diri kepada Allah SWT dengan keyakinan penuh adalah bagian dari keimanan yang harus dimiliki setiap muslim. Tawakkal bukan berarti meninggalkan usaha, tetapi menggabungkan kerja keras dengan kepasrahan kepada Allah. Dalil-dalil Al-Qur'an dan hadis menunjukkan bahwa orang yang bertawakkal akan mendapatkan kecukupan, ketenangan hati, dan keberkahan hidup.

Sebagai seorang mukmin, kita harus selalu meningkatkan tawakkal dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Dengan bertawakkal, kita akan lebih tenang menghadapi ujian dan tidak mudah larut dalam ketakutan akan masa depan.

Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya berserah diri kepada Allah dengan keyakinan penuh. Tawakkal adalah kunci ketenangan hidup dan keberhasilan dunia serta akhirat. Mari kita terus meningkatkan keimanan dan kebergantungan kita kepada Allah, karena hanya Dia-lah sebaik-baik pelindung dan penolong.

وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا

Artinya: "Dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai pelindung." (QS. Al-Ahzab: 3)

Demikianlah penjelasan yang dapat kita simpulkan semoga bermanfaat buat kita semua. Aamiin. (djl)

Sumber:

Berita Terkait