Allianz Commercial, AI dan Cloud Computing Dorong Ledakan Konstruksi di Dunia

Allianz Commercial, AI dan Cloud Computing  Dorong Ledakan Konstruksi di Dunia

Allianz Commercial, AI dan Cloud Computing Dorong Ledakan Konstruksi di Dunia--

BACA JUGA:Pemkab Seluma Siapkan Surat, Tagih DBH ke Provinsi dan Pusat

"Pusat data yang lebih besar memiliki cakupan yang sangat luas. Skala fasilitas senilai lebih dari $20 miliar dapat melibatkan puluhan ribu pekerja di lokasi pada jam sibuk, dengan peralatan dan perlengkapan bangunan yang signifikan berpindah masuk dan keluar," kata Chris Fancher, Kepala Properti Konstruksi AS di Allianz Commercial. "Waktu pengerjaan bisa sangat ketat. Hal ini membutuhkan koordinasi yang ahli, karena setiap kesalahan langkah atau pengerjaan yang salah dapat menyebabkan potensi kerugian atau penundaan yang mahal."

 

Pusat data menggabungkan daya pemrosesan yang besar dengan profil risiko yang unik

Membangun pusat data adalah proyek yang kompleks dan multidisiplin, yang menghadirkan banyak risiko. Salah satu isu utamanya adalah melonjaknya permintaan daya yang mengancam akan melampaui kapasitas dan infrastruktur jaringan. Permintaan listrik dari pusat data di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030, menjadi sekitar 945 Twh . Angka ini sedikit lebih besar daripada konsumsi seluruh Jepang saat ini, dengan populasi 124 juta jiwa. Untuk menghindari masalah daya, yang merupakan sumber utama pemadaman listrik yang berdampak sebesar 45% , operator pusat data semakin berupaya mengurangi ketergantungan mereka pada jaringan dengan menghasilkan daya mereka sendiri di lokasi, termasuk energi terbarukan, gas, dan bahkan reaktor nuklir kecil.

 

Api, panas, dan air juga merupakan risiko signifikan bagi pusat data, yang berpotensi menyebabkan kerusakan properti yang parah atau kerugian akibat gangguan bisnis. Baterai litium-ion semakin banyak digunakan di rak server di ruang data. Risiko kebakaran yang terkait dengan baterai ini telah terdokumentasi dengan baik, terutama terkait dengan kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya.

Pusat data besar dapat mengonsumsi hingga 19 juta liter air per hari, setara dengan penggunaan air di kota berpenduduk hingga 50.000 jiwa.

Meningkatnya kebutuhan pendinginan akan mendorong permintaan air dan listrik, sementara kenaikan suhu global menimbulkan risiko yang semakin besar terhadap ketahanan lebih dari separuh pusat data teratas dunia. Hal ini telah mengubah profil risiko pusat data dan berkontribusi pada peningkatan biaya konstruksi dan asuransi.

 

Manajemen risiko penting dengan pertumbuhan kuat yang diharapkan di Asia

Kawasan Asia Pasifik menyumbang sekitar 30% dari kapasitas pusat data global dan diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 21% dari tahun 2024 hingga 2028, lebih cepat dibandingkan pasar yang lebih maju. Kawasan ini terdiri dari beberapa pasar, masing-masing dengan pendorong dan kondisi pasar yang berbeda. Tiongkok, Jepang, dan India menyumbang 60% dari total kapasitas terpasang di kawasan ini, sementara pasar seperti India, Malaysia, dan Indonesia diperkirakan akan memimpin gelombang pertumbuhan berikutnya.

 

BACA JUGA:Daerah Industri, BSI Perkuat Penetrasi Keuangan Syariah di Jawa Timur

Christian Sandric, Direktur Pelaksana Regional Allianz Commercial Asia , mengatakan, "Seiring melonjaknya permintaan pusat data di kawasan ini, sangat penting bagi para pihak untuk memahami sepenuhnya risiko yang terlibat selama konstruksi dan operasional. Selain risiko utama seperti pasokan listrik, kenaikan biaya konstruksi dan kendala pasokan, kebakaran, dan kebutuhan pendinginan, para pihak juga perlu mempertimbangkan aspek-aspek seperti serangan siber, dan dampaknya terhadap lingkungan, ekosistem, dan infrastruktur di sekitarnya. Misalnya, sistem pendingin dapat membuang air panas kembali ke perairan setempat, dan hal ini dapat meningkatkan suhu dan memengaruhi ekosistem perairan."

Sumber:

Berita Terkait