Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Aliansi Intelijen Global

Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Aliansi Intelijen Global

Cornelius--

 

Radarseluma.Disway.id - Di tengah era globalisasi informasi dan perang siber yang semakin kompleks, posisi strategis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara menghadirkan tantangan sekaligus peluang dalam ranah intelijen dan keamanan digital. Aliansi intelijen global seperti Five Eyes, SIGINT Seniors Europe (SSEUR), dan SIGINT Seniors Pacific (SSPAC) menunjukkan bahwa pertukaran informasi sensitif antarnegara bukan hanya soal keamanan nasional, tetapi juga instrumen geopolitik yang menentukan kekuatan strategis di level global.

 

BACA JUGA:WWF-Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup Kolaborasi Atasi Polusi Plastik, Krisis Iklim

BACA JUGA:Mitsubishi Triton 4x4 Double Cabin, Desain Lebih Tinggi dan Panjang Cocok untuk Segala Medan

Implikasi bagi Kedaulatan Digital Indonesia

 

Menurut teori kedaulatan digital (digital sovereignty) oleh Pierucci, F. (2025), negara memiliki hak untuk mengontrol infrastruktur digital, data warga, dan komunikasi elektronik yang melewati wilayahnya.  Aliansi intelijen global memperlihatkan bahwa data dan komunikasi menjadi aset strategis. Program seperti RAMPART-A dan CROSSHAIR menunjukkan bagaimana negara-negara anggota mengakses jalur komunikasi internasional, termasuk metadata telepon, email, dan informasi internet, untuk kepentingan keamanan nasional mereka. 

 

 

Bagi Indonesia, hal ini menimbulkan risiko nyata terhadap kedaulatan digital, terutama karena sebagian besar jalur internet internasional melewati Indonesia melalui kabel laut yang terhubung ke pusat data global. Penelitian oleh Gani, T. A. (2023) dan Nugraha, Y. (2016) menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki kelemahan signifikan dalam pengawasan siber nasional, baik dari sisi regulasi maupun kapasitas teknologi, sehingga potensi pelanggaran kedaulatan digital menjadi isu kritis yang harus segera ditangani.  

ok 

 

Pada tahun 2013, terungkap melalui dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden bahwa NSA memanfaatkan aliansi Five Eyes untuk memantau komunikasi di kawasan regional, termasuk Asia Tenggara.   

Sumber: