Bukan Hanya Acara Olahraga, Tapi Uji Teknologi: Maraton Pertama di Dunia Bersama Manusia dan Robot

Bukan Hanya Acara Olahraga, Tapi Uji Teknologi: Maraton Pertama di Dunia  Bersama Manusia dan Robot

Robot humanoid "Tiangong" memulai debutnya di Beijing E-Town Half-Marathon pada November 2024.--

Xiong Youjun menjelaskan, "Kondisi jalan di dunia nyata sangat berbeda dengan lingkungan laboratorium." Untuk menyelesaikan perlombaan, robot memerlukan sendi dan badan terpadu berdensitas tinggi yang mampu bertahan dalam jarak jauh dengan pembuangan panas yang efisien. Kedua, koordinasi yang tepat dari semua sendi sangat penting untuk berlari, memposisikan, dan menghindari rintangan yang dinamis—uji coba pengembangan dan adaptasi algoritma inti. Ketiga, tuntutan maraton terhadap stabilitas, keandalan, dan masa pakai baterai sangat besar, dengan lereng, belokan, dan medan yang tidak rata yang mendorong kinerja mesin hingga batas maksimal.

BACA JUGA: Valeura Energy Inc. Lakukan Pembaruan Operasi dan Keuangan Q1 2025

BACA JUGA:Masalah PAD, Bupati Seluma Sampaikan Ini

 

Mengingat tantangan teknis yang terus-menerus yang membutuhkan terobosan dalam pengembangan industri, di samping dampak disruptif dari lingkungan luar ruangan yang kompleks pada operasi robotik, kemampuan saat ini memungkinkan robot untuk berlari bersama manusia tetapi tidak benar-benar bersaing dengan mereka. Dengan demikian, acara ini berfungsi lebih sebagai dialog industri dan uji stres robotik daripada perlombaan tradisional.

 

Bagi peserta dan penonton manusia, berbagi lintasan dengan robot menawarkan sensasi sensorik dan perluasan intelektual. Manfaat ini konkret: "interaksi konstruktif" antara teknologi dan masyarakat memperjelas batasan kolaborasi manusia-robot, memperkuat prinsip "teknologi untuk kemanusiaan," dan mempercepat peralihan dari ​koeksistensi menuju ​kemakmuran bersama.

 

BACA JUGA:Walhi Desak Gubernur Bengkulu Tolak Rekomendasi PPKH Tambang Emas Seluma

"Sebagai inti dari acara ini, robot humanoid yang 'berlari maraton' melambangkan imajinasi dan mimpi manusia dalam gerakan—itulah puncak acaranya," kata Li Quan. "Terlepas dari peringkat atau kecepatan, jejak yang ditinggalkan oleh robot-robot ini di garis finis memiliki nilai yang lebih besar daripada medali apa pun. Lintasan sepanjang 21 kilometer akan berakhir, tetapi pencarian kita untuk sinergi manusia-robot tidak akan pernah berakhir."

Sumber: