Pasca Banjir, Akses ke Desa Simpang Tertutup Batu, Warga Gotong Royong Bersihkan Jalur Sungai

 Pasca Banjir, Akses ke Desa Simpang Tertutup Batu, Warga Gotong Royong Bersihkan Jalur Sungai

Warga gotong royong buka akses jalan--

 

SELUMA UTARA, Radarseluma.Disway.id – Hujan deras yang melanda wilayah Kabupaten SELUMA, Provinsi Bengkulu selama beberapa hari terakhir menimbulkan dampak serius bagi warga pedesaan. Salah satunya dirasakan masyarakat Desa Simpang, Kecamatan SELUMA Utara yang kini kesulitan keluar dan masuk desa akibat tumpukan batu besar menutupi aliran Sungai Simpang pasca banjir.

 

BACA JUGA:Tahun 2026, Bidang Ini Tak Terima DAK Fisik

BACA JUGA: BKPSDM Seluma Validasi Absensi Untuk Penyesuaian TPP ASN

Banjir yang terjadi pada Sabtu, 18 Oktober 2025 malam menyebabkan sungai meluap dan membawa material batu, serta lumpur dari wilayah hulu. Ketika air mulai surut, material tersebut menumpuk di tengah aliran sungai hingga menutup jalur utama warga. Sungai ini selama ini menjadi satu-satunya akses masyarakat menuju desa tetangga atau pusat kecamatan, lantaran jembatan penghubung belum tersedia.

 

Melihat kondisi tersebut pada Minggu, 19 Oktober 2025 pagi, warga Desa Simpang bergotong royong membersihkan tumpukan batu dengan peralatan seadanya. Mereka memanfaatkan arus sungai yang masih cukup deras untuk memindahkan batu-batu besar ke pinggiran aliran air. Agar jalan bisa kembali dilalui warga dan kendaraan roda dua.

 

Menurut mantan Kepala Desa Simpang, Aldi Jaya mengatakan, jika aksi gotong royong itu dilakukan karena warga tidak memiliki pilihan lain selain memulihkan sendiri akses yang tertutup. Dirinya mengatakan, jika pembersihan dilakukan setelah air benar-benar surut, batu akan sulit digeser karena berat dan menumpuk di dasar sungai.

 

"Pagi ini kami bergotong royong memindahkan batu-batu besar yang menutupi sungai. Kalau dibiarkan sampai air surut, akan lebih susah untuk dipindahkan. Saat arus sungai masih besar, batu bisa lebih mudah digeser. Ini kami lakukan agar kendaraan bisa segera lewat jalur sungai," terang Aldi kepada Radar Seluma.

 

Aldi juga mengungkapkan, kondisi seperti ini bukan kali pertama terjadi. Setiap kali curah hujan tinggi di wilayah hulu, Sungai Simpang sering membawa material batu dan pasir dalam jumlah besar. Akibatnya, jalur sungai yang digunakan warga untuk melintas menjadi tertutup dan tak bisa dilewati.

Sumber:

Berita Terkait