Jejak Sejarah Kerajaan Sekayu / Musi: Dinamika Kekuasaan di Bumi Uluan

Jejak Sejarah Kerajaan Sekayu / Musi: Dinamika Kekuasaan di Bumi Uluan

Radarseluma.disway.id - Jejak Sejarah Kerajaan Sekayu / Musi: Dinamika Kekuasaan di Bumi Uluan--

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id -Sejarah Sumatera Selatan tidak bisa dilepaskan dari mozaik Kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di sepanjang aliran Sungai Musi. Sungai yang membelah daratan dari hulu ke hilir ini bukan hanya urat nadi kehidupan, melainkan juga menjadi jalur perdagangan, pusat interaksi budaya, serta arena perebutan kuasa. Salah satu entitas politik yang pernah tumbuh di kawasan ulu Sungai Musi adalah Kerajaan Sekayu atau Kerajaan Uluan.

Kerajaan ini sering disebut sebagai bagian dari kerajaan-kerajaan kecil penerus kejayaan Sriwijaya. Ia berkembang dari tradisi masyarakat uluan yang berpusat di sekitar wilayah Musi Banyuasin (sekarang dikenal dengan nama Sekayu). Meski tidak sebesar Sriwijaya atau Kesultanan Palembang Darussalam, Kerajaan Sekayu memiliki peran penting sebagai simpul budaya, ekonomi, dan politik di wilayah pedalaman Musi.

Artikel ini akan menelusuri asal-usul Kerajaan Sekayu, masa kejayaannya, raja-raja yang pernah berkuasa, hingga akhirnya runtuh dan melebur dalam pengaruh Kesultanan Palembang serta kolonial Belanda.

Asal-Usul dan Berdirinya Kerajaan Sekayu

Kerajaan Sekayu diperkirakan berdiri sekitar abad ke-14 hingga 15 Masehi, setelah keruntuhan Sriwijaya yang membuat wilayah Sumatera Selatan terfragmentasi menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Masyarakat uluan yang bermukim di sepanjang aliran Sungai Musi bagian atas mulai membentuk pemerintahan tersendiri dengan adat, hukum, dan kepemimpinan lokal.

Menurut catatan lisan dan naskah tambo masyarakat uluan, pendiri kerajaan ini adalah seorang tokoh karismatik bernama Raden Baya Sakti, keturunan bangsawan dari rumpun Melayu-Sriwijaya yang bermigrasi ke pedalaman. Dari sinilah kemudian lahir pusat kekuasaan yang dikenal dengan nama Sekayu.

Kerajaan Sekayu tumbuh sebagai kerajaan agraris sekaligus maritim pedalaman. Meski tidak berhadapan langsung dengan laut, posisi strategisnya di jalur sungai menjadikan Sekayu sebagai penghubung perdagangan antara daerah hulu (uluan) dan hilir (Palembang). Kayu, damar, rotan, lada, dan hasil bumi menjadi komoditas utama yang diperdagangkan.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Kerajaan-Kerajaan di Sumatera Selatan: Dari Sriwijaya hingga Palembang Darussalam

Masa Kejayaan Kerajaan Sekayu

Puncak kejayaan Kerajaan Sekayu diperkirakan berlangsung pada abad ke-15 hingga 16 Masehi. Pada masa ini, Sekayu menjadi salah satu kerajaan uluan yang cukup disegani di sepanjang Sungai Musi. Pengaruhnya meluas ke daerah sekitar Musi Rawas, Lematang, hingga sebagian wilayah Jambi Selatan.

Tiga faktor utama yang mendorong kejayaan Kerajaan Sekayu adalah:

1. Letak strategis di jalur sungai Sungai Musi menjadi sarana utama perdagangan, sekaligus benteng alami dari serangan luar.

2. Kekayaan sumber daya alam Hutan lebat menghasilkan kayu berkualitas tinggi, damar, rotan, dan madu. Lada dari daerah uluan juga terkenal di pasaran nusantara.

3. Diplomasi dengan kerajaan tetangga Sekayu menjalin hubungan baik dengan Kerajaan Palembang, Kerajaan Jambi, dan kerajaan-kerajaan kecil di hulu sungai.

Pada masa ini pula, Kerajaan Sekayu mulai dipimpin secara turun-temurun oleh raja-raja yang disebut dengan gelar Raden atau Depati, sesuai dengan tradisi uluan.

Daftar Raja-Raja Kerajaan Sekayu dan Masa Pemerintahannya

Berdasarkan tradisi lisan masyarakat Sekayu yang diwariskan dari generasi ke generasi, berikut adalah raja-raja yang pernah memimpin:

Sumber:

Berita Terkait