WR Supratman, Sang Jurnalis Pencipta Lagu Indonesia Raya
WR Supratman--
Radarseluma.Disway.id - Tidak lama lagi kita akan merayakan HUT RI ke 80. Saat memperingati HUT RI ini, pasti akan menyanyikan lagu “Indonesia Raya”. Lagu Indonesia Raya ini selalu kita nyanyikan. Lagu “Indonesia Raya” yang kemudian dijadikan sebagai lagu kebangsaan tersebut adalah ciptaan Wage Rudolf Soepratman, atau akrab kita kenal WR Supratman. Bahkan di setiap acara atau kegiatan resmi nasional bahkan tingkat paling rendah selalu mengumandangkan lagu wajib Indonesia Raya.
BACA JUGA:Lagi Didemo, Bupati Pati Diusut KPK Terkait Dugaan Suap Jalur Kereta Api
BACA JUGA:Jelang HUT ke-80 RI, Wamen Ossy Tegaskan Komitmen Presiden Prabowo untuk Menyejahterakan Rakyat
Sama berharganya dengan lagu “Indonesia Raya” WR Supratman adalah tokoh yang berperan bagi bangsa Indonesia. Bahkan hari kelahirannya dinobatkan sebagai hari musik nasional sejak 9 Maret 2013. Hal tersebut menunjukan bahwa peran WR Supratman sangat berpengaruh bagi bangsa Indonesia. Dari perjalanan hidup pahlawan nasional ini kita bisa banyak belajar sejarah dan perjuangannya untuk Indonesia.Promosi headphone terbaik
WR Supratman di Biografinya menjadi jejak kisah hidupnya berjuang bagi bangsa Indonesia dari seorang musikus, wartawan, hingga pahlawan nasional. Kisah tersebut tentu bukan perjalanan singkat melainkan jalan yang panjang dan tidak mudah menaklukan penjajah Indonesia saat itu.
Wage Rudolf Soepratman (Wage Soepratman dalam ortografi lama, umumnya dikenal sebagai W.R. Supratman; 9 Maret 1903 – 17 Agustus 1938) seorang jurnalis dan penulis lagu Indonesia yang menulis lirik dan melodi lagu kebangsaan Indonesia, "Indonesia Raya". Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia.
BACA JUGA:JEC Raih Top Brand Award 2025 untuk Kategori Rumah Sakit Mata
Wage Rudolf Soepratman lahir di Meester Cornelis (sekarang Jatinegara), pada 9 Maret 1903. Ia adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Ayahnya bernama Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, seorang tentara KNIL Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen. Setelah berusia 6 tahun, ia masuk sekolah Boedi Oetomo di Batavia. Belum sampai dapat menamatkan pelajaran, ibunya meninggal dunia.
Dalam buku berjudul Wage Rudolf Soepratman: meluruskan sejarah dan riwayat hidup pencipta lagu kebangsaan Republik Indonesia "Indonesia Raya" dan pahlawan nasional karya Anthony C. Hutabarat, disebutkan bahwa Djoemeno membesarkan anak-anaknya dengan tata cara Islam. Disebutkan pula bahwa tidak ada satupun anaknya yang tidak beragama Islam. Menurut Anthony, terdapat pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang menyelewengkan kabar mengenai hal tersebut.
Pada tahun 1914, Soepratman dibawa oleh kakaknya yang tertua Roekijem Soepratijah dan kakak iparnya Willem van Eldik ke Makassar. Atas usahanya ia dapat masuk sekolah Belanda, ELS (Europese Lagere School), setelah menambahkan namanya dengan "Rudolf" sebagai suatu siasat, supaya diterima di sekolah tersebut.
Sumber: