Revolusi Agroekologi, Salah Satu Upaya Selamatkan Tanah dan Tingkatkan Hasil Panen Sawit

Tanaman Sawit--
BACA JUGA:Pandangan Islam Tentang Tradisi Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan
BACA JUGA: Wisata Pasar Bawah Bengkulu Selatan Terbengkalai, Pengunjung Berkurang
Namun, untuk mencapai tujuan ini, ada beberapa langkah krusial yang harus dilakukan. “Pertama, kita perlu menerapkan perbaikan tanah melalui rehabilitasi dan peningkatan biodiversitas,” tambah Eka.
Selain itu, ia menekankan potensi besar dari biomassa kelapa sawit yang dihasilkan, seperti tandan buah kosong, yang dapat didaur ulang untuk memperbaiki kualitas tanah. Untuk mewujudkan harapan tentang kesehatan tanah, menurutnya, kajian menyeluruh tentang kesehatan tanah harus dilakukan.
Dengan langkah-langkah inovatif ini, bukan tidak mungkin industri kelapa sawit Indonesia bisa bertransformasi menjadi lebih berkelanjutan. “Ini adalah kesempatan bagi kita untuk tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga melindungi lingkungan,” tutup Eka.
Tentang ICOPE 2025
BACA JUGA:21 Ribu Siswa di Bengkulu Selatan, Nikmati Chromebook
Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan (ICOPE) 2025 adalah konferensi internasional yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali dan bertujuan menjadi platform ilmiah untuk pengembangan kelapa sawit berkelanjutan guna mengatasi tantangan lingkungan. ICOPE diselenggarakan bekerja sama antara Sinar Mas Agribusiness and Food, World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, dan CIRAD Prancis. ICOPE yang akan datang dijadwalkan akan berlangsung di Bali Beach Convention, Sanur – Bali, pada 12-14 Februari 2025.
Sumber: