Apakah Tafsir Surat Al-Adiyat Ini Penjelasannya Part Satu
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan|
Senin 10-02-2025,11:00 WIB
Radar Seluma. Disway.id - Tafsir Surat Al-Adiyat part Satu --
Radar Seluma. Disway.id - Surat Al Adiyat adalah Surat ke-100 dalam Al-Qur'an Quran.
Surat Al-Adiyat ini terdiri dari 11 ayat. Termasuk Surat Makkiyah, dinamakan Surat Al-Adiyat yang berarti Kuda yang berlari kencang, nama Surat Al-Adiyat diambil dari ayat pertama yang mana Allah SWT bersumpah dengannya.
Berikut bunyi Surat Al-Adiyat yang terdiri dari 11 ayat Allah SWT berfirman Al-Qur'an yang berbunyi:
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ
Artinya:
"Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh. sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka" (QS Al-Adiyat 1-11)
Dalam kesempatan ini Radarseluma.disway.id akan mengupas tentang tafsir Surat Al-Adiyat seperti apa penjelasannya berikut kita bahas bersama , tafsir Surat Al-Adiyat ini kita merujuk dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Ia bukan tafsir baru melainkan ringkasan kompilasi dari tafsir-tafsir tersebut, juga ditambah dengan referensi lain seperti Awwal Marrah at-Tadabbar al-Qur’an dan Khawatir Qur’aniyah.
Tafsir Surat Al Adiyat ayat 1 yang berbunyi:
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا
Artinya:
"Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah"(QS Al-Adiyat 1)
Kata Al Adiyat (العاديات) berasal dari kata ‘adaa – ya’duu (عدا – يعدوا) yang berarti jauh atau melampaui batas, dari kata itu muncul berbagai derivasi namun tetap mengandung makna jauh, misalnya ‘aduw (عدو) yang artinya musuh. Bermusuhan karena jauhnya hati.
Ada pula al ‘aduw (العدو) yang artinya berlari cepat, menempuh jarak jauh dalam waktu singkat ada pula ‘udwaan (عدوان) yang artinya agresi, karena yang melakukannya jauh dari kebenaran dan keadilan.
Secara harfiah, kata al adiyat (العاديات) berarti yang berlari kencang, kata ini tidak menjelaskan siapa pelakunya. Menurut jumhur ulama termasuk Ibnu Abbas, artinya adalah kuda yang berlari kencang, namun menurut Ali bin Abu Thalib, Al Adiyat di ayat ini adalah Unta. Ia berhujjah, pada Perang Badar, Kaum Muslimin mengendarai Unta, hanya ada dua ekor kuda yang dibawa yakni milik Az Zubair dan Al Miqdad.
Sementara yang mayoritas mengartikan Kuda berhujjah, sebab sifat-sifat dalam Surat ini ada pada Kuda, bukan Unta. Mulai dari mengeluarkan dengusan nafas saat berlari, hingga mengeluarkan percikan api. Unta secepat apa pun larinya, ia tak bisa menghasilkan percikan api.
Kata dhabhan (ضبحا) berarti dengusan nafas saat berlari. Ibnu Abbas mengatakan, tidak ada binatang yang mengeluarkan dengusan nafas saat berlari kecuali Kuda dan Anjing.
Ibnu Katsir menjelaskan, dalam ayat ini Allah SWT bersumpah dengan menyebut kuda apabila dilarikan di jalan Allah SWT, maka ia lari dengan kencang dan keluar suara dengus nafasnya.
Tafsir Surat Al Adiyat ayat 2 yang berbunyi:
فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا
Artinya:
"Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya)"(QS Al-Adiyat 2)
Kata Al Muuriyaat (الموريات) menunjukkan pelaku yang menyalakan Api, dari kata waraa – waryan (ورى – وريا) atau wariya – yarii (ور ي- يري) yang artinya menyalakan Api, kata fa (ف) sebelum Al Muuriyaat menunjukkan bahwa nyala atau percikan api itu merupakan akibat dari berlari kencang.
Kata qadhan (قدحا) berasal dari kata qadaha (قدح) yang artinya mengeluarkan atau memercikkan, baik air dari kolam, kuah dari mangkuk maupun api dari batu, ia disebut qadhan jika keluarnya sedikit, oleh karena itu, ayat ini dipahami kuda yang berlari kencang hingga menimbulkan percikan Api akibat gesekan kakinya dengan batu.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini: “yakni suara detak teracaknya ketika menginjak batu-batuan, lalu keluarlah percikan Api darinya.”
Tafsir Ayat 3 berbunyi:
فَٱلْمُغِيرَٰتِ صُبْحًا
Artinya: “Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi.” (QS Al-Adiyat 3)
Kata Al Mughiirat (المغيرات) merupakan bentuk jamak dari al mughiir (المغير). Berasal dari kata aghaara (أغار) yang artinya bercepat-cepat melangkah.
Dari situ kemudian makna umumnya menjadi serangan mendadak yang dilakukan dengan mengendarai Kuda.
Kata Shubhan (صبحا) artinya adalah waktu Subuh, menggambarkan serangan itu cepat dan mendadak waktunya.
“Yaitu di waktu musuh sedang lengah, lalai atau mengantuk.
Angkatan perang itu tiba-tiba datang laksana diturunkan dari langit,”
Orang yang mengartikan Al-Adiyat dengan Unta, menafsirkan ayat ini sebagai berangkat di waktu Subuh dari Muzdalifah ke Mina.
Namun pendapat ini tidak sekuat tafsir tentang Kuda perang yang juga merupakan pendapat Ibnu Abbas, Mujahid dan Qatadah.
Dalam kesempatan ini kita baru membahas Tafsir Surat Al-Adiyat dari ayat satu hingga tiga untuk selanjutnya akan di bahas di Part Dua. (djl) Bersambung
Sumber: