KONE Luncurkan Lift High-Rise MiniSpace™ DX di Asia Tenggara

 

2. Bangunan yang menjulang tinggi – Lift High-Rise MiniSpace™ DX dilengkapi dengan KONE UltraRope®, yang 80% lebih ringan dari tali baja tradisional, tiga kali lebih tahan lama, dan dapat memangkas konsumsi energi untuk perjalanan lift sejauh 500 meter hingga 15%. Fitur rendah karbon lainnya pada lift ini meliputi motor pengangkat, solusi pencahayaan dan siaga yang sangat hemat energi, serta material konstruksi yang berkelanjutan.

 

BACA JUGA:Total Aset Pemda Seluma 856 Bidang, Sudah Bersertifikat Segini Totalnya

BACA JUGA:DPRD Seluma Serius Berantas Dugaan Honorer Siluman, Tapi Masih Tunggu Ini? Simak Selengkapnya

3. Permintaan pemilik gedung akan kustomisasi yang lebih baik – KONE High-Rise MiniSpace™ DX dapat dengan mudah dikustomisasi dengan konektivitas digital yang diperlukan, serta opsi dekorasi, pencahayaan, dan sinyalisasi. Beragam pilihan menarik minat pemilik gedung yang semakin canggih.

 

“Inovasi KONE yang terus-menerus di berbagai bidang penyediaan lift jelas membedakan kami di pasar,” kata Edward Loy, Direktur Pelaksana KONE untuk Asia Tenggara. “Pelanggan kami mengandalkan kami untuk mempercepat bisnis mereka, dan membuat gedung dan kota lebih modern, efisien, dan menyenangkan untuk ditinggali.”

 

Peluncuran lift KONE High-Rise MiniSpace™ DX merupakan langkah awal yang tepat bagi strategi Rise milik perusahaan, yang akan diterapkan di Asia Tenggara mulai tahun 2025 hingga 2030. Melalui strategi ini, KONE akan bergerak maju untuk memimpin dalam hal pengalaman pelanggan dan karyawan, keberlanjutan dan inovasi, serta pertumbuhan dan profitabilitas di pasar operasinya di sini, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

 

Untuk mencapai tujuan ini, KONE telah menetapkan empat perubahan strategis dari strategi saat ini:

 

1. Mempercepat penerapan teknologi digital dan meningkatkan adopsi teknologi cerdas, untuk mengubah secara mendasar cara solusi KONE beroperasi dan memecahkan tantangan bisnis pelanggan Asia Tenggara. Misalnya, wilayah tersebut menghadapi kendala tenaga kerja dalam memelihara gedung dan infrastruktur seperti lift dan eskalator. Penerapan solusi digital yang terhubung untuk mengelola infrastruktur dapat, misalnya, mengotomatiskan pembersihan dan pemeliharaan lift, sehingga mengurangi kebutuhan akan pekerjaan manual yang berpusat pada manusia. Teknologi pemeliharaan prediktif memangkas biaya dan waktu henti.

 

Sumber: