DHL Melihat Pentingnya Angkutan Barang Melalui Darat di Asia Tenggara

DHL Melihat Pentingnya Angkutan Barang Melalui Darat di Asia Tenggara

Truk EV milik DHL Global Forwarding--

Dalam sebuah laporan oleh International Data Corporation, disebutkan bahwa 45% organisasi yang berbasis di Asia akan mengoperasionalkan keberlanjutan terintegrasi dalam rantai pasokan pada tahun 2026. Transportasi barang, termasuk truk, pesawat, kapal, dan kereta api, menyumbang sekitar 8% emisi gas rumah kaca global.

 

Dorongan menuju angkutan barang melalui jalan raya yang lebih berkelanjutan memang diperlukan, tetapi tantangan yang signifikan masih ada di depan. Strategi Regional ASEAN untuk Angkutan Darat yang Berkelanjutan menyoroti tiga kategori kebijakan dan langkah angkutan barang ramah lingkungan:

Optimalisasi logistik, seperti mengurangi pengangkutan kosong, atau menerapkan pusat logistik dan pertukaran barang

Penggunaan transportasi multimoda seperti kereta api atau jalur air

Penghijauan truk baik dengan meningkatkan efisiensi, ban dengan hambatan gulir rendah, atau bahan bakar alternatif

 

Namun, untuk mencapai hal ini dibutuhkan upaya yang terpadu dari pengirim, produsen kendaraan, dan peta jalan pemerintah.

 

"Solusi angkutan barang berkelanjutan melalui jalan raya memiliki tantangan tersendiri, tetapi juga banyak peluang, terutama dalam hal penghijauan truk. Kami melihat semakin banyak truk listrik yang tersedia, biofuel digunakan dalam armada DHL di Eropa, dan teknologi mendatang seperti bahan bakar hidrogen sedang diuji. Tentu saja, solusi apa pun akan membutuhkan kemitraan yang komprehensif antara sektor swasta dan publik. Pemerintah perlu menetapkan kebijakan dan infrastruktur yang tepat, produsen otomotif perlu memberikan opsi komersial yang layak, dan pelaku logistik seperti kami perlu mengadopsi solusi ini," jelas Selmoni.

 

Misalnya, DHL Global Forwarding baru-baru ini memperkenalkan armada kendaraan listrik di Bangkok, Thailand yang akan menghilangkan 85.000 kilogram emisi CO2 setiap tahunnya. Kendaraan awal ini akan menempuh jarak lebih dari 28.000 kilometer per bulan dan mengirimkan sekitar 1.000 ton barang kepada pelanggan kami.

 

BACA JUGA:Honda Jazz Desain Gagah Memikat Hati Pecinta Kendaran Roda Empat di Indonesia Harga Terjangkau

"Pembahasan tentang angkutan barang melalui jalan raya kini bergeser dari relevansi dan biayanya, tetapi ke tantangan lain terkait infrastruktur dan kebijakan yang akan memperlancar jalan ke depan. Namun pada saat yang sama, banyak pelanggan kami menyadari angkutan barang melalui jalan raya sebagai komponen utama strategi multimoda mereka. Inilah mengapa penting bagi perusahaan logistik, termasuk DHL, untuk beradaptasi dan mengantisipasi tren regional secara proaktif. Hal ini memerlukan pemahaman yang akurat tentang lanskap bisnis spesifik pelanggan kami. Ketika kami menyelaraskan solusi kami dengan perubahan unik yang ditimbulkan oleh dinamika regional, kami membantu membentuk masa depan logistik di Asia," tambah Tieber.

Sumber: