Jika Israel Diserang, AS Tegaskan Akan Turun Membantu
Lloyd Austin--
"Saya pikir Anda mengetahuinya, kami ingin melihat segala sesuatunya diselesaikan dengan cara diplomatis," cetus Austin, menghindari pertanyaan apakah Israel bisa melakukan perang penuh melawan Hizbullah di Lebanon saat masih bertempur melawan Hamas di Jalur Gaza.
"Israel akan melakukan apa yang diperlukan untuk mempertahankan diri. Dan hal ini menunjukkan bahwa Anda mengetahuinya, berkali-kali. Tentu saja itu bukanlah skenario yang kami inginkan untuk terjadi," jelasnya.
Beberapa jam setelah pernyataan Austin tersebut, serangan udara Israel menargetkan area sekitar markas besar Dewan Syura Hizbullah di Haret Hreik di Beirut, ibu kota Lebanon. Kantor berita National News Agency (NNA) melaporkan serangan dilakukan dengan drone Israel yang menembakkan tiga rudal ke bangunan di pinggiran selatan Beirut dan menghancurkan dua lantai pada bangunan itu.
Militer Israel, dalam pernyataan terbaru, telah mengonfirmasi serangan tersebut dan mengklaim pasukannya menargetkan seorang komandan Hizbullah yang bertanggung jawab atas serangan roket pada Sabtu (27/7) lalu yang menewaskan 12 orang di Majdal Sham, Dataran Tinggi Golan.
Kemudian pada Rabu (31/7) pagi, kelompok Hamas yang merupakan sekutu Hizbullah mengumumkan kematian pemimpin biro politik mereka, Ismail Haniyeh, dalam serangan di Iran. Kematian Haniyeh terjadi setelah dia menghadiri pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, sehari sebelumnya.
Hamas dalam pernyataannya menyebut Haniyeh tewas terbunuh "dalam serangan udara Zionis di kediamannya di Teheran". Sedangkan kantor berita Iran, Fars News Agency, melaporkan Haniyeh yang sedang berada di Teheran tewas akibat "serangan rudal yang diluncurkan dari udara".
Sumber: