Profil Atlit Bulutangkis Tunggal Indonesia Maria Kristin Yulianti
Reporter:
Radar Seluma|
Editor:
Radar Seluma|
Minggu 12-05-2024,12:33 WIB
Olahraga. Propil Maria Kristin Yulianti Atlit Bulutangkis Indonesia --
Seluma. Radar Seluma. Disway.id - Indonesia kaya dengan Atlit-atlit yang telah membesarkan nama Indonesia baik di tingkat Nasional maupun di tingkat Internasional terutama di bidang Atlit Bulutangkis sebelumnya [email protected] telah mengupas tentang propil Atlit legendaris Bulutangkis Indonesia Taufik Hidayat kali ini
[email protected] akan mengupas propil Atlit Bulutangkis Indonesia putri yaitu Maria Kristin Yulianti
Maria Kristin Yulianti adalah pemain bulu tangkis tunggal putri Indonesia sudah aktif sebagai pemain Bulutangkis Nasional Indonesia sejak tahun 2004.
Menjadi Atlit Bulutangkis bukan pilihan bagi Maria Kristin Yulianti sebanyak ia tidak menyukai bahkan membenci cabang olahraga Bulutangkis namun berkat dorongan dan motivasi sang ayah Maria Kristin Yulianti akhirnya menyukai hingga berlatih dengan gigih sehingga menjadikan ia seorang Atlit legendaris Bulutangkis Indonesia sehingga membesarkan nama nya hingga tingkat Nasional maupun internasional.
Maria Kristin Yulianti lahir di tuban Jawa Timur 25 Juni 1985 putri dari pasangan Yuli Purnomo dan Herbiati beragama Kristen dengan Zodiak Cancer
Meskipun Maria awalnya membenci olahraga Bulutangkis, akan tetapi berkat motivasi sang ayah, ia pun giat berlatih dan akhirnya menyukai olahraga Bulutangkis sehingga mengantarkannya menjadi Juara Porseni di Tuban sehingga memacu semangatnya untuk lebih mendalami olahraga Bulutangkis.
Meskipun sempat ditolak oleh PB Djarum, Kristin tidak menyerah namun tahun berikutnya ia pun berhasil masuk di PB Djarum dan mengikuti final turnamen Nasional, sehingga membuat Maria menjadi lirikan PBSI dan ditarik masuk ke Pelatnas Cipayung.
Pada tahun 2007, awal puncak Maria Kristin Yulianti ketika berhasil mengalahkan Adriyanti Firdasari di Final Womens Single SEA Games 2007 dan mengantarkan Indonesia menjadi Peraih Medali Emas Beregu Putri SEA Games 2007. setelah itu Maria Kristin Yulianti kembali meraih Piala Thomas dan Uber 2008 yang digelar di Jakarta dan menjadi berkah dimana Kristin dapat menorehkan prestasi besar dengan menjadi Runner Up setelah bertahun-tahun Indonesia gagal, bahkan tahun 2006 gagal lolos ke putaran final.
Prestasi paling besar yang pernah diraih Kristin adalah perolehan medali perunggu pada Olimpiade Beijing 2008. Akan tetapi, kini Maria tak mungkin lagi mengulang suksesnya seperti olimpiade lalu akibat Cedera yang berkepanjangan membuat prestasinya merosot dan kini kembali ke klubnya PB Djarum selepas dari Pelatnas Cipayung.
Legenda bulutangkis Susi Susanti menyayangkan keputusan PBSI, dimana bukannya memberikan solusi dan motivasi kepada Maria tetapi malah mengeluarkannya dari Pelatnas.
Berikut sederet prestasi Atlet Bulutangkis Indonesia Maria Kristin Yulianti:
2006 Cheers Asian Satellite 2006, Perempat final Big Boss Dutch Open 2006
2007 Perempat final Djarum Indonesia Open Super Series 2007,
Juara tunggal putri SEA Games 2007 mengalahkan Adrianti Firdasari, Juara beregu putri SEA Games 2007 mengalahkan tim Singapura
2008 Runner-Up Uber Cup di Jakarta, dikalahkan tim Uber Cup Cina, Runner-Up Indonesia Open dikalahkan Zhu Lin dari Cina, Semi Final (Peraih Perunggu) Olimpiade Beijing mengalahkan Lu Lan dari Cina, Perempat final Yonex German Open 2008, Perempat final Yonex Japan Super Series 2008, Perempat final Chinese Taipei Grand Prix Gold, Perempat final French Super Series 2008
2009: Semi Final Sudirman Cup di Guangzhou, Cina
2010: Perempat final Djarum Indonesia Open Super Series 2010, Perempat final Vetanam Grand Prix 2010
2011: Runner-up White Nights 2011
Setelah memutuskan untuk gantung raket, Maria Kristin memilih untuk tidak benar-benar meninggalkan dunia Bulutangkis. Ia sempat menjadi pelatih PB Djarum Kudus khusus menangani pemain muda yang usianya si bawah 15 tahun.
Maria Kristin sendiri memulai karier sebagai pelatih pada akhir tahun 2012 dengan menjadi asisten pelatih nomor tunggal putri U-15. Kemudian pada tahun 2014, ia menjadi pelatih tunggal putri U-13.
Dirinya pun mengaku jika menjadi seorang pelatih itu sulit.
"Melatih itu susah, lebih enak main. Kalau yang dilatih hanya satu orang mungkin beda, tetapi ini kan banyak," kata Maria beberapa tahun lalu.
Dalam unggahannya di akun media sosial pribadinya,
Maria Kristin terlihat cukup sibuk merawat anaknya yang masih bayi. Ia bahkan selalu berbagi cerita kepada orang banyak mengenai kisahnya dengan sang buah hati.
Karena Maria Kristin sempat mengatakan jika dirinya tidak akan terus menjadi seorang pelatih.
Artinya, pebulutangkis yang memiliki postur 167 cm tersebut akan meninggalkan dunia tepok bulu dan serius mengurus keluarga dan anaknya.
(djl)
Sumber: