LUX dan MX Player Jalain Kerjasama, Kampanye Inovatif 'The End'

LUX dan MX Player Jalain Kerjasama,  Kampanye Inovatif 'The End'

Memberdayakan Perempuan Dengan Mengganggu Narasi Seksis di Industri Film India: LUX Luncurkan Kampanye 'The End'--

 

 

SINGAPURA, Radarseluma.Disway.Id - VML SINGAPURA dan LUX, merek kecantikan global di bawah Unilever, telah bermitra dengan MX Player, platform OTT terkemuka, untuk meluncurkan kampanye baru yang mengatasi masalah yang sudah mendarah daging di sinema India: normalisasi seksisme.

 

BACA JUGA: Teddy Rahman dan Tenno Heika Ambil Formulir Cakada di PDI Perjuangan Seluma

BACA JUGA:JPU Akan Hadirkan Lagi Saksi Pihak 3, Sidang 3 Terdakwa Setwan Seluma

Kampanye bertajuk 'The End' ini menyoroti bagaimana film-film klasik India, meski populer di platform streaming, sering kali menggambarkan narasi-narasi usang di mana laki-laki mengabaikan penolakan jelas dari perempuan. Kampanye inovatif ini bertujuan untuk memicu perbincangan dan menginspirasi perubahan positif dalam industri.

 

Kampanye ini memanfaatkan kekuatan komunikasi dalam platform MX Player dengan cara yang benar-benar unik. Daripada jeda iklan tradisional yang mengganggu pengalaman menonton, LUX akan memanfaatkan ruang iklan yang ditempatkan secara strategis di dalam film itu sendiri.

 

Misalnya: Film diputar seperti yang diharapkan, hingga adegan krusial di mana seorang pria bertindak tidak pantas dan wanita tersebut dengan jelas mengungkapkan perbedaan pendapatnya. Ini bisa berupa ucapan "Tidak" secara lisan, ekspresi tidak nyaman, atau indikasi jelas lainnya mengenai keengganannya.

Pada momen penting ini, iklan LUX disisipkan dengan mulus, secara efektif menyimulasikan akhir film dengan kredit akhir. Akhir yang tidak terduga ini mengejutkan pemirsa dengan perspektif baru tentang perilaku yang telah menjadi hal yang normal.

 

Kampanye ini menampilkan skenario seperti itu untuk menekankan kekuatan “Tidak” dan pentingnya menghormati batas-batas. Kampanye ini menampilkan pesan-pesan yang kuat tentang pentingnya persetujuan, menuntut diakhirinya seksisme saat hal itu muncul, dan pemahaman bahwa kecantikan wanita yang bersinar tidak pernah menjadi ajakan atau alasan untuk melakukan pelecehan.

Sumber: