Khutbah Idul Fitri 1445 H 2024 M Rindu Tak Bertepi, Ramadhan, Wabah Telah Pergi, Momentum Memperbaiki Diri

Khutbah Idul Fitri 1445 H 2024 M Rindu Tak Bertepi, Ramadhan, Wabah Telah Pergi, Momentum Memperbaiki Diri

Kajian Islam. Ustadz Alfen Redho Putra Khatib Khutbah Idul Fitri Masjid Babussalam Tais --

Oleh Alfen Redho Putra S.Sos
 
Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id - Assalamualaikum W.r W.b Nikmat yang tak terhitung dalam setiap hembusan nafas, dalam setiap bertambahnya usia,dalam setiap waktu yang terus berlalu, menjadi bukti banyaknya rezeki yang kita terima dari sang maha kuasa. Bukan hanya rezeki lahir semata, namun rezeki batin pun terus mengalir dalam kehidupan kita, lalu allah berfirman Al-Qur'an Surat Ar-Rahman ayat 13 berbunyi: 
 
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Artinya : 
"Maka nikmat Tuhan manalagi yang akan kita dustakan? " ( QS Ar Rahman 13) 
 
 
Allahu akbar, Allah lu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdi
 
Jama'ah Idul Fitri  Yang Berbahagia
Menandai akhir Ramadhan, mulai tadi malam kita gemakan kalimat takbir, tauhid, tahmid, dan tahlil. 
Sesungguhnya merupakan sebuah simfoni yang indah yang mampu menggoncangkan kalbu, menggetarkan rasa dan meraga sukma, sehingga menyadarkan Manusia akan kebesaran Allah SWT dan kekecilan dirinya dihadapan Allah SWT sehingga membuat hati kita terasa sedih dan gembira sebab Gema takbir Tahun ini bercampur haru, bahagia kita telah sukses melewati Masa Cobaan hawa nafsu 1 bulan penuh dari Allah SWT, sedih banyak kesan-kesan yang membekas dalam cerita 1 bulan terakhir ini.
 
Bahwa Fajar tanggal 1 Syawal 1445 H 2024 M telah menyingsing di ufuk timur sana, pada saat ini kita berada pada hari yang mulia, hari yang berbahagia, pada hari ini pula Allah SWT memperlihatkan kembali kemuliaan dan kedigdayaannya, dimana seluruh umat di segenap penjuru dunia, dengan riang gembira untuk bangkit secara serentak menggemakan dan mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid. Pengumandangan tersebut merupakan realisasi rasa syukur serta kalimat keyakinan .
Namun disisi lain dari kebahagiaan yang kita rasakan , ada kepiluan yang mendalam yang dirasakan sanak saudara kita diluar sana, mungkin ada mereka yang sudah terpisah dari keluarga sebab wabah yang melanda beberapa tahun terakhir ,ada anak yang terpisah dari orang tua, ada keluarga yang tak bias pulang sebab kondisi ekonomi, namun rasa sukur itu harus kita ucapakan sebab dalam kondisi apapun kita harus tetap menikmati hari raya yang barokah ini. 
 
 
Ada rasa rindu yang mendalam dan berkarat dari para perantau yang ingin Kembali ke kampung halaman, melihat indah nya adat istiadat kampung halaman, indahnya bentangan alam yang tak di jumpai di perantauan, hingga tak terasa mulut ini bertakbir menetes air mata ingin segera melampiaskan rasa rindu pada tanah kelahiran.
Pada Ramadhan berapa tahun terkahir ini, kita tidak hanya berjuang melawan godaan syetan dan hawa nafsu, tapi kita juga sudah berlaga di medan perang melawan keadaan. 
Keadaan yang membuat banyak orang menjadi panik, takut, resah, susah, risau, galau, was was, mencaci, memaki, mencerca, tidak sabar dan tidak bersyukur.
Situasi dan kondisi Sekarang memang berubah, tapi hati kita tidak boleh berubah sedikitpun, iman kita harus tetap membaja, kualitas ibadah kita haruslah terus kita asa sebab Allah SWT turunkan ujian pastilah ada hikmah besar dibalik itu semua.
 
Bertanya dalam lemah nya diri kepada Ilahi robbi. Apakah Engkau marah kepada kami... Ketika sebelum ini Masjid-masjid Megah namun Sepi kau uji kami. lalu wabah pergi Masjid tetap saja sepi… Musholla - Musholla bertebaran namun berdebu, kotor dan berantakan. Taraweh ramai namun hanya di awal Ramadhan saja. 
Lebaran katanya mudik dan silaturrahmi namun hanya sekedar pameran harta kekayaan sendiri agar bias dipuji. Jangan kau cabut nikmat yang berpuluh tahun kami nikmati namun telah kami abaikan.. Ketika ada kesempatan, kami malah memposting di WA /Facebook Instagram dll untuk bermaafan.
 
Apa Engkau ingin Menjerakan kami? Ketika ada yang meninggal dunia satu kota /satu desa /satu dusun. 
Kami hanya titip kalimat Innalillah melalui Grup/Rekan dan Teman tanpa takziah sebagai bentuk solidaritas kepada sesama.
Jangan Kau cabut nikmat dan kasih sayangmu ya Rabb.. sebab kami lalai Ketika Panggilan Adzan Berkumandang, "Hayya Alasholah" kami asyik mengejar dunia, padahal Engkau janjikan kemenangan dengan "Hayya ‘Alal falah" setelah itu.
 
 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillaahilhamdi
 
Maafkan kami Rabbi..Maafkan kami.. Bukankah Maha PengasihMu,Melebihi MurkaMu pada kami ? Jadikan kami sebagai hamba yang bertakwa sebagaimana engkau memanggil kami dengan kalimat : 
 
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ۝١
Artinya: 
“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian semua berpuasa, sebagaimana ia diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, semoga kamu bertaqwa.” (Qs. Al Baqarah : 183)
 
Lalu begitu Agung nya kasih sayang Mu di dalam Hadist QudsiMu yaitu:
 
“Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari raya ,kamu sekalian maka Allah pun berkata: ‘Wahai Malaikatku, setiap orang yang mengerjakan amal kebajikan dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka’. Seorang kemudian berseru: ‘Wahai ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan’. Kemudian Allah pun berkata: ‘Wahai hambaku, kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai orang yang telah mendapatkan ampunan.”
 
 
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar sebagaimana Al Qur'an Surat Al - Ma'idah 9 
 
Lalu apa yang telah terjadi dan kita lakukan pada tahun dan bulan ini??
Betulkah, kita semua telah lulus dalam menghadapi ujian berpuasa sebulan penuh lamanya, membendung dan menyingkirkan segala godaan dan nafsu angkara murka .......? 
atau kah kita tidak pernah puasa sama sekali dan melakukan amal sholih lainnya ?
Dengan dalih susahnya ekonomi mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga kita tak puasa, taraweh pun di Masjid tidak, di rumah apa lagi tidak.
Maka tuan dan puan, lihatlah sajadah yang kita duduki hari ini, berapa kali kita duduk di atas nya dan bersujud mengurai air mata tanda kita tunduk kepada Allah dan bersyukur atas nikmatnya..
Lihatlah pakaian dan perhiasan yang kita pakai hari ini apakah pakaian dan perhiasan ini sudah pernah sebelumnya kita pakai untuk menghadap Allah SWT?? Atau baru kita keluarkan hari ini untuk memperlihatkan tanda mampu kita kepada sanak saudara.
 
 
 
Lihatlah tubuh kita yang masih sehat ini, seberapa besar cara kita mengungkapkan rasa syukur atas karunia yang Allah berikan, dengan tubuh yang masih sehat ini Allah penuhi segala kebutuhan kita. Atau kita hanya jadi pengemis selalu menggerutu dan mengaku kita miskin supaya dapat bantuan ini dan itu dari pemerintah..??
Hari ini Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan itu telah pergi, bulan nan suci, bulan yang penuh rahmat dan maghfiroh, bulan pengampunan bagi hamba-hambanya yang memiliki pikiran bahwa hidup ini tiba untuk kembali, Nah apakah hati ini sedih dan menangis atau bahkan kita senang karena tidak berpuasa lagi? Kita bisa bebas untuk makan dan minum sesuka hati ? tanpa memikirkan hari esok mungkin kita sudah tiada di dunia pana ini.
 
Adakah yang bisa menjamin tahun depan kita bisa berpuasa lagi dan Sholat Id bersama lagi seperti ini, ataukah kita sudah didalam kubur , bersama cacing-cacing dan hanya mengunakan kain kafan atau bahkan kita sudah membusuk di makan cacing tanah dan belatung??? Cukup peristiwa peristiwa sekarang ini menjadikan kita dekat dan taat kepada Allah, sadar bahwa ilmu manusia tak ada apa apanya dibandingkan dengan kekuasaan Allah cukup kematian menjadi nasihat terbaik bagi kita semua.
 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillaahilhamdi
 
Maka tadahkan lah tanganmu wahai saudara saudara ku.dan berdoalah. Ya Allah hari ini kami lihat di sekeliling shop-shop Sholat kami dengan rasa sedih dan bersalah , tahun kemaren Masih ada sosok Malaikat yang bernama "Ibu" yang semasa kecilku Terganggu Sholatnya karena tangisan ku, terganggu puasanya karena aku menyusu, terganggu Tahajjud nya karena Air kencing dan kotoran ku, bercucuran darahnya karena melahirkan ku dan menetes air matanya karena Nakal ku dan hari ini dia telah tiada maka terputuslah doa-doa itu untuk ku.
 
Ya Allah hari ini pemimpin hidup dan teladan dalam diriku bernama "AYAH“ Juga telah tiada, masa bayi ku pertama kali nama Mu Allah terdengar di telinga ini melalui mulutnya , menetes darahnya ke bumi raya ini untuk menghidupi keluarga Ini,, berpeluh dan lusuh wajahnya untuk mengabulkan permintaan kami, namun hari ini kau tak ada lagi dalam barisan kemenangan ini
 

Kajian Islam. Sholat idul Fitri Masjid Babussalam Tais di Alun-alun Tais
 
Akhirnya, marilah kita ucapkan permohonan maaf kepada diri kita sendiri, sebelum kita meminta maaf kepada orang- tua , keluarga dan guru-guru kita, juga sahabat-sahabat kita
 
"Selamat Idul Fitri, wahai "MATA" Maafkanlah aku, selama ini kau hanya Digunakan melihat kilau kekurangan orang lain serta dosa orang lain, tetapi aku butakan matamu bila melihat kekuranganku dan dosaku sendiri .
 
Selamat Idul Fitri wahai "TELINGA" Maafkanlah aku, selama ini kau hanya Kusumpali rongsokan-rongsokan kata-kata yang kotor dan gossip-gosip yang mencelah orang lain dan engkau kumekarkan bila untuk membisikan keburukan dan menghina serta meremehkan orang lain.
 
Selamat Idul Fitri, wahai MULUT Maafkanlah aku, selama ini kau hanya ku jejali dan ku buat memuntahkan kotoran-kotoran hanya bisa membicarakan orang lain, menghina, memaki dan mengumpat orang lain dan yang mana saya belum tentu bisa atau bahkan saya lebih hina dari orang yang aku hina dan aku remehkan.
 
Lihatlah tangan ini wahai para jemaah dan ucapkan Selamat Idul Fitri, wahai "TANGAN" Maafkanlah aku, selama hidup ku ini kau hanya ku gunakan untuk memegang botol minuman keras mencuri yang bukan hak ku, tetapi aku sembunyikan tanganku bila untuk mengangkat tangan dalam Sholat untuk beribadah kepada Mu duhai pencipta ku.
 
Ucapkan dan pegang kaki mu wahai jamaah Selamat Idul Fitri, wahai KAKI Maafkanlah aku, selama hidup ku kau hanya ku ajak untuk ketempat maksiat, melangkah ketempat yang sesat ,menonton hiburan malam bagian dari duni mudharat, namun malas dan tak mau ketempat yang berkumandang azan dan seruan kebaikan.
 
Kami ingin hidup normal lagi ya Robb, anak anak kami ingin ceria seperti dahulu kala, istri-istri kami ingin duduk kembali didalam pengajian yang suci di Majlis ilmu yang mulia. Aamiin yaa rabbal Alamin.
Jamah yang di Rahmati Allah SWT, pada akhirnya marilah kita mengangkat tangan kita untuk bermunajat kepada Allah SWT, semoga Allah membimbing akhlak kita dalam kehidupan kita sehari hari:
 
“Ya Allah saat-saat yang syahdu ini, kami segenap hamba-hamba-Mu, berkumpul, bersimpuh di tempat yang suci yang penuh rakhmat, menyebut nama Mu yang Agung, berzikir, bermunajat kepada Mu dengan takbir, tahmid, dan tahlil. 
Ya Allah, bersihkan hati dan jiwa ini dari hasad dan dengki, persatuan jiwa-jiwa ini dalam cinta Karena Mu dan dalam ketaatan kepada Mu, jangan Engkau biarkan setan musuh Mu menggerogoti persaudaraan kami.
 
Ya Rabbi, ampuni kami atas kekhilafan dan dosa kami kepada anak anak kami, suami, isteri kami, belum mampu mendidik dan membahagiakan mereka.
Ya Rabb, dikaruniakan kami jasad yang terpelihara dari maksiat, terpelihara dari harta haram, makanan haram, perbuatan haram. izinkan jasad ini pulang kelak, jasad yang bersih. Ya Rabb, bukakan pintu hati kami agar selalu sadar bahwa hidup ini hanya mampir sejenak, hanya Engkau tahu kapan ajal menjemput kami, jadikan sisa umur menjadi jalan kebaikan bagi ibu bapak kami, jadikan kami menjadi anak yang shaleh yang dapat memuliakan ibu bapak kami.
 
Yaa Robb hilangkan wabah ini, izinkan kami kembali menangis di rumah ibadah, mengaji kami di sana, izinkan anak anak kemi kembali bersekolah lagi agar mereka tinggi ilmu nya berkah usia mereka dan izinkan
Yaa Robb esok kami bisa berkurban dan berangkat ke Baitullah mu sebagai bentuk penyempurnaan ibadah di dalam hidup kami. Aamiin.”
 
Robbana Atinaa Fiddunyaa hasanah, wa fil akhirati hasanah, Waqina azabannar, Walhamdulillahirobbil alamiin.
Wassalamualaikum Wr Wb (djl)

Sumber: