Ilmuwan Wistar Mengidentifikasi 'Tanda Gula' Pro-penuaan dalam Darah Orang yang Hidup dengan HIV

Ilmuwan Wistar Mengidentifikasi 'Tanda Gula' Pro-penuaan dalam Darah Orang yang Hidup dengan HIV

Ilmuwan Wistar Mengidentifikasi 'Tanda Gula' Pro-penuaan --

 

BACA JUGA:Di Momen Lebaran, Warga Talang Sali Seluma Meninggal Jadi Korban Tabrak Lari

 

Penelitian Abdel-Mohsen menyelidiki apakah hidup dengan infeksi virus kronis, seperti infeksi HIV, memperburuk perubahan ini, yang menyebabkan penuaan dini dan penyakit terkait.

 

Dengan membandingkan profil glikan pada lebih dari 1.200 orang, baik dengan dan tanpa HIV, tim menemukan bahwa ODHA menunjukkan peningkatan tingkat tanda glikan IgG inflamasi dan pro-penuaan. Dalam sebuah langkah maju yang luar biasa, tim mengembangkan model pembelajaran mesin yang menggunakan tanda-tanda glikan ini untuk memperkirakan usia biologis ODHA dan menilai laju percepatan penuaan. Tanda tangan glikan ini juga berpotensi memprediksi timbulnya kondisi komorbiditas pada ODHA, seperti kanker, beberapa tahun sebelumnya.

 

Untuk memastikan bahwa gangguan terkait glikan ini bersifat sebab akibat dan bukan sekadar korelatif, tim peneliti merekayasa antibodi spesifik HIV yang dirancang untuk menunjukkan jenis modifikasi glikan IgG menyimpang yang sama seperti yang diamati pada ODHA. Pengujian antibodi rekayasa gliko ini secara in vitro menegaskan bahwa antibodi yang dimodifikasi kurang efektif dalam meningkatkan respons imun dibandingkan antibodi yang tidak dimodifikasi.

 

Hal ini menunjukkan bahwa kelainan gula ini mungkin secara langsung berkontribusi pada hasil klinis yang lebih buruk yang diamati. Yang penting, ketika mereka merancang antibodi ini agar memiliki glikan serupa dengan yang ditemukan pada individu yang secara biologis lebih muda, antibodi ini menunjukkan kemampuan luar biasa untuk meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam melawan sel yang terinfeksi virus.

 

BACA JUGA:Catat Tanggal Tunjangan Sertifikasi Cair di Bulan April 2024!

“Memanfaatkan tanda tangan glican untuk memprediksi timbulnya penyakit secara dini pada orang yang hidup dengan HIV menandai pergeseran penting menuju layanan kesehatan yang proaktif,” kata Abdel-Mohsen. “Hal ini dapat secara signifikan mengubah hasil klinis, memungkinkan intervensi yang tepat waktu dan rencana pengobatan yang dipersonalisasi. dan penatalaksanaan dalam komunitas HIV bisa menjadi hal yang revolusioner. Selain biomarker, antibodi yang direkayasa secara glikogen untuk meniru glikan yang lebih muda secara biologis menawarkan jalur terapi baru. Metode ini dapat meningkatkan respons imun, membuka jalan bagi pengobatan inovatif.”

Sumber: